Demi Dapatkan Uang, Mondy Tatto Rela Fitnah Ustaz Ebit Lew

- Jumat, 22 September 2023 | 22:30 WIB
Demi Dapatkan Uang, Mondy Tatto Rela Fitnah Ustaz Ebit Lew



NARASIBARU.COM - Ustaz Derry Sulaiman buka titik terang terkait kasus Mondy Tatto dengan Ustaz Ebit Lew. Dalam sesi live, ia membeberkan isi obrolan Mondy yang mengaku telah memfitnah Ustaz Ebit Lew. Apa yang membuat Mondy rela melakukan hal itu?


Ustaz Derry Sulaiman mengungkap bukti chat yang menunjukkan Mondy Tatto berbohong terkait dugaan pelecehan yang dilakukan Ustaz Ebit Lew.


Dalam obrolan tersebut, Mondy mengaku seluruh kejadian yang ia ceritakan tidak pernah terjadi. Mondy Tatto mengaku rela mengatakan hal seperti itu karena butuh uang.


"Iya yang masalah pemerkosaan itu tidak benar mondi bohong. Yang di pegang2 juga mondi bohong. Sebenrnya ga ada kaya gtu. Mondi cuma pengen uang doang," ucap Mondy Tatto kepada Ketua Punk Hidayah, Bang Zedi melalui pesan WhatsAap.


Ustaz Derry Sulaiman pun berharap tak ada lagi yang menghujat Ustaz Ebit Lew. Sebab permasalahannya sudah jelas dari pengakuan Mondy.


"Dia sudah mengaku salah kalian masih percaya dia? sebegitu besarkan kebencian mu kepada Ustaz Ebit Lew. Orang tidak salah difitnah," katanya.


"Kasian guys orang baik di fitnah. Dia bohong guys," sambung Ustaz Derry sambil beberapa kali beristigfar.


Sebelumnya, Mondy Tatto mengaku dirinya mendapatkan perlakuan kurang mengenakan dari Ustaz Ebit Lew. Sebab, Ustaz itu disebut berusaha menyentuhnya sejak pertama kali bertemu.


Mondy mengungkapkan dalam sebuah video jika Ustaz Ebit Lew berusaha mengelus pipinya dengan cara memuji tato yang ada di wajahnya.


“Malam itu aku duduk dan tidur karena ngantuk. (Tiba-tiba disuruh) bangun. (Ustaz Ebit Lew puji) kamu cantik sekali ya. Aku kan ada tato yang ini (pipi). Tato kamu cantik, mengusap pipi dan aku langsung menghindar,” ungkap Mondy dalam sebuah video di kanal YouTube CapriceOriginalFilms.


Mondy tidak menyangka jika hal itu akan dilakukan oleh seorang Ustaz. Sebab, dirinya memang datang ke Malaysia untuk belajar agama Islam agar lebih baik.


"Aku langsung berpikir dalam hati, 'Dia pandai agama, sedangkan aku bukan mahramnya. Kok dia bisa seperti itu?'. Aku takut. Aku jauh-jauh dari Indonesia ke Malaysia ingin belajar agama, ingin pandai. Kenapa dia melakukan seperti itu. Kan gila. Di luar batas," ungkapnya.


Bahkan, Mondy Tatto mengaku jika beberapa kejadian lebih berani dilakukan oleh Ustaz Ebit Lew kepadanya. Dia sempat hampir mau dicium oleh Ustaz asal Malaysia itu.


“Memang dia baik. Tapi ketika di dalam mobil, di dalam kereta, dia mau cium aku, pegang tangan aku, usap-usap pipiku. Itu baru hari pertama, bagaimana hari ke depannya selama aku di Malaysia. Aku nggak tau apa yang akan dia lakukan nanti kan," pungkasnya.


Sumber: viva

Komentar

Terpopuler

13

Heboh Yusa Cahyo Utomo Donorkan Organ Tubuh Usai Divonis Mati PN Kediri, Ini Alasan dan Sosoknya Tayang: Sabtu, 16 Agustus 2025 08:53 WIB Tribun XBaca tanpa iklan Editor: Valentino Verry zoom-inHeboh Yusa Cahyo Utomo Donorkan Organ Tubuh Usai Divonis Mati PN Kediri, Ini Alasan dan Sosoknya Tribunjatim.com/Isya Anshari A-A+ INGIN DONOR ORGAN TUBUH - Yusa Cahyo Utomo, terdakwa pembunuh satu keluarga, divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/8/2025) siang. Yusa mengaku menyesali perbuatannya dan berkeinginan menyumbangkan organ tubuhnya kepada sang keponakan yang masih hidup, sebagai bentuk penebusan kesalahan. WARTAKOTALIVE.COM, KEDIRI - Jika seorang terdakwa dijatuhi vonis mati biasanya tertunduk lesu, ada pula yang menangis. Lain halnya dengan Yusa Cahyo Utomo, terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Kediri, Jawa Timur. Tak ada penyesalan, bahkan dia sempat tersenyum kepada wartawan yang mewancarainya usai sidang vonis oleh Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Rabu (13/8/2025). Dengan penuh percaya diri, Yusa Cahyo Utomo ingin mendonorkan organ tubuhnya usai dijatuhi vonis mati oleh majelis hakim. Baca juga: Alasan Pembunuh Satu Keluarga Tak Habisi Anak Bungsu, Mengaku Kasihan Saat Berusaha Bergerak Tentu ini cukup aneh, namun niat Yusa Cahyo Utomo ini ternyata ada makna yang besar. Donor organ tubuh adalah proses yang dilakukan untuk menyelamatkan atau memperbaiki hidup penerima organ yang mengalami kerusakan atau kegagalan fungsi organ. Biasanya, orang akan secara sukarela menyumbangkan organ tubuhnya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan. Saya berpesan, nanti di akhir hidup saya, bisa sedikit menebus kesalahan ini (membunuh) dengan menyumbangkan organ saya, ucapnya dilansir TribunJatim.com. Baca juga: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Ternyata Masih Saudara Sendiri, Ini Motfinya Kalau saya diberikan hukuman mati, saya siap menyumbangkan semua organ saya, apapun itu, imbuhnya. Yusa Cahyo Utomo merupakan warga Bangsongan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Kediri. Ia adalah seorang duda cerai dengan satu anak. Yusa merupakan pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada Desember 2024. Yusa menghabisi nyawa pasangan suami istri (pasutri) Agus Komarudin (38) dan Kristina (34), beserta anak sulung, CAW (12). Anak bungsu korban, SPY (8), ditemukan selamat dalam kondisi luka serius. Yusa mengaku ia tak tega menghabisi nyawa SPY karena merasa kasihan. Tersangka meninggalkannya dalam kondisi bernapas. Alasannya dia merasa kasihan pada yang paling kecil, ungkap AKP Fauzy Pratama yang kala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kediri, masih dari TribunJatim.com. Hubungan Yusa dengan korban Kristina adalah kakak adik. Pelaku merupakan adik kandung korban. Namun, sejak kecil, Yusa diasuh oleh kerabat lainnya di Bangsongan, Kecamatan Kayen. Selama itu, Yusa tak pernah mengunjungi keluarganya yang ada di Pandantoyo, Kecamatan Ngancar. Dikutip dari Kompas.com, motif Yusa menghabisi Kristina dan keluarganya karena masalah utang dan rasa sakit hati. Yusa memiliki utang di sebuah koperasi di Kabupayen Lamongan sebanyak Rp12 juta dan kepada Kristina senilai Rp2 juta. Karena Yusa tak memiliki pekerjaan dan utangnya terus menumpuk, ia pun memutuskan bertemu Kristina untuk meminjam uang. Kristina menolak permintaan Yusa sebab sang adik belum melunasi utang sebanyak Rp2 juta kepadanya. Penolakan itu kemudian memicu rasa sakit hati bagi Yusa hingga merencanakan pembunuhan terhadap Kristina dan keluarganya. Buntut aksi kejamnya, Yusa tak hanya divonis mati, pihak keluarga juga enggan menerimanya kembali. Sepupu korban dan pelaku, Marsudi (28), mengungkapkan pihak keluarga tak akan menerima kepulangan Yusa. Keluarga sudah enggak mau menerima (jika pelaku pulang), ungkapnya. Kronologi Pembunuhan Rencana pembunuhan oleh Yusa Cahyo Utomo terhadap Kristina dan keluarganya berawal dari penolakan korban meminjami uang kepada pelaku, Minggu (1/12/2024). Sakit hati permintaannya ditolak, Yusa kembali ke rumah Kristina pada Rabu (4/12/2024) dini hari pukul 3.00 WIB. Ia menyelinap ke dapur di bagian belakang rumah dan menunggu Kristina keluar. Saat Kristina keluar, Yusa lantas menghabisi nyawa kakak kandungnya itu menggunakan palu. Suami Kristina, Agus, mendengar suara teriakan sang istri dan keluar untuk mengecek. Nahas, Agus juga dibunuh oleh Yusa. Aksi Yusa berlanjut dengan menyerang anak Kristina, CAW dan SPY. Namun, ia membiarkan SPY tetap hidup sebab merasa kasihan. Usai melancarkan aksinya, Yusa membawa barang berharga milik korban, termasuk mobil dan beberapa telepon genggam. Ia kemudian kabur ke Lamongan dan berhasil ditangkap pada Kamis (5/12/2025). Atas perbuatannya, Yusa dijatuhi vonis mati buntut pembunuhan berencana terhadap Kristina dan keluarga. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Yusa Cahyo Utomo dengan hukuman mati, kata Ketua Majelis Hakim, Dwiyantoro dalam sidang putusan yang berlangsung di Ruang Cakra Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Rabu (13/8/2025), pukul 12.30 WIB, masih dikutip dari TribunJatim.com.