NARASIBARU.COM – SDN 3 Beji, Depok, dibobol pencuri, Jumat (19/1). Pelaku menyasar ruang guru.
Tiga unit laptop dan uang tunai sekitar Rp1,5 juta raib dibawa kabur.
Penjaga SDN 3 Beji, Irfansyah mengatakan, saat membuka pintu kantor ruang guru sekitar pukul 05:30 WIB, keadaannya sudah sangat berantakan. Beberapa laci meja sudah terbuka.
"Setiap pagi, memang saya selalu membuka semua pintu ruangan di sekolah. Namun, saat membuka ruang guru, saya kaget. Kondisi ruangan tersebut sudah berantakan," kata Irfansyah kepada Radar Depok.
Sebelum membersihkan ruang guru, Irfansyah memutuskan untuk melakukan pengecekan menyeluruh ke setiap ruangan. Memastikan keamanan barang berharga yang mungkin ada.
Baca Juga: Bawaslu Depok Ultimatum APK Berbahaya Hingga 24 Januari : Kalau Cuek, Dicopot Paksa
"Untung saja ruangan komputer dan operator aman. Soalnya kami memasang kunci ganda," terang Irfansyah.
Irfansyah menjelaskan, di ruang guru jarang ada barang berharga yang ditinggalkan.
"Pada saat itu, ada beberapa guru lupa membawa pulang laptopnya," terang Irfansyah.
"Uang tabungan murid senilai Rp1,5 juta yang belum sempat direkap juga ikut hilang," kata Irfansyah.
Baca Juga: Bawaslu Depok Ultimatum APK Berbahaya Hingga 24 Januari : Kalau Cuek, Dicopot Paksa
Irfansyah menuturkan, ada beberapa alat yang diduga milik pencuri tertinggal di lokasi.
"Ada dua obeng yang tertinggal di meja dan di jendela. Saya menduga maling tersebut masuk ke dalam ruangan dengan cara membobol jendala," tutur Irfansyah.
Lebih lanjut, terang Irfansyah, selama bekerja sebagai penjaga sekolah selama 11 tahun, kejadian seperti ini adalah kejadian yang kedua kalinya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radardepok.com
Artikel Terkait
Gaya Hidup Sosialita Ala Menteri Pariwisata, Diduga Minta Air Galon untuk Mandi Setiap Kunjungan ke Daerah
Profil Kompol Anggraini Putri, Polwan yang Diduga Terlibat Perselingkuhan dengan Irjen Khrisna Murti
Nasib Pilu Produsen Alsintan: Janji Dibeli 1.000 Unit oleh Jokowi Tak Ditepati, Kini Merugi dan Kena Beban Pajak pula
Kejanggalan Data Gibran di Situs KPU, dari ‘Pendidikan Terakhir’, Tak Bisa Diakses, hingga Berubah Jadi S1