#Pilih

Prabowo Subianto Sebut Gibran vs AHY Bisa Terjadi di Pilpres 2029, Puan Melirik Tajam

News

Prabowo Subianto Sebut Gibran vs AHY Bisa Terjadi di Pilpres 2029, Puan Melirik Tajam

Rabu, 26 Februari 2025 | 17:10 WIB
Elite PDIP Sebut Megawati Tidak Pernah Larang Kader Ikut Retret

Politik

Elite PDIP Sebut Megawati Tidak Pernah Larang Kader Ikut Retret

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:26 WIB
Minta Kader Jaga Megawati, Hasto Endus Ada yang Obok-obok PDIP

News

Minta Kader Jaga Megawati, Hasto Endus Ada yang Obok-obok PDIP

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:26 WIB
Foto Gibran Dapat Jari Tengah dari Mahasiswa, Pengamat: Itu Tidak Terjadi Kalau Wapresnya Kapabel!

News

Foto Gibran Dapat Jari Tengah dari Mahasiswa, Pengamat: Itu Tidak Terjadi Kalau Wapresnya Kapabel!

Rabu, 26 Februari 2025 | 15:51 WIB
Ini Kondisi Hasto Jelang Pemeriksaan Usai Sepekan Ditahan KPK

News

Ini Kondisi Hasto Jelang Pemeriksaan Usai Sepekan Ditahan KPK

Rabu, 26 Februari 2025 | 15:01 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

News

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:55 WIB
KPK Bakal Usut Dugaan Skandal Pemilihan Ketua DPD

News

KPK Bakal Usut Dugaan Skandal Pemilihan Ketua DPD

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:21 WIB
Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

News

Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:05 WIB
Deret Bisnis Raffi Ahmad yang Tutup Selain RANS Nusantara Hebat

News

Deret Bisnis Raffi Ahmad yang Tutup Selain RANS Nusantara Hebat

Rabu, 26 Februari 2025 | 06:50 WIB
PANAS! AHY Singgung Pengkhianatan Anies Baswedan di Pilpres 2024: Kita Ditinggal Begitu Saja, Masih Ingat?

News

PANAS! AHY Singgung Pengkhianatan Anies Baswedan di Pilpres 2024: Kita Ditinggal Begitu Saja, Masih Ingat?

Rabu, 26 Februari 2025 | 00:20 WIB
Gibran Dijadwalkan Beri Materi di Akmil, Pengamat: Kapasitasnya Jauh di Bawah Kepala Daerah!

Politik

Gibran Dijadwalkan Beri Materi di Akmil, Pengamat: Kapasitasnya Jauh di Bawah Kepala Daerah!

Rabu, 26 Februari 2025 | 00:05 WIB
MK Batalkan Hasil Pilkada Serang Gegara Cawe-cawe Menteri, Netizen: Kalau Gibran Aman

News

MK Batalkan Hasil Pilkada Serang Gegara Cawe-cawe Menteri, Netizen: Kalau Gibran Aman

Selasa, 25 Februari 2025 | 22:06 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

News

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:36 WIB
Hendri Satrio Heran Gibran Pilih Skincare untuk Dibagi ke Siswa: Dari Semilyar Barang, Kenapa Itu?

News

Hendri Satrio Heran Gibran Pilih Skincare untuk Dibagi ke Siswa: Dari Semilyar Barang, Kenapa Itu?

Selasa, 25 Februari 2025 | 20:01 WIB
Ekonom Kritisi Penunjukan Tony Blair di Danantara: IKN Aja Gak Bisa Dia Jual ke Investor!

Ekbis

Ekonom Kritisi Penunjukan Tony Blair di Danantara: IKN Aja Gak Bisa Dia Jual ke Investor!

Selasa, 25 Februari 2025 | 19:56 WIB
Terjun ke Politik, Mesut Ozil Gabung Partai Erdogan

News

Terjun ke Politik, Mesut Ozil Gabung Partai Erdogan

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:20 WIB
Dosen USJ: KPK Harus Berani Usut Dugaan Korupsi Jokowi dan Kroni!

Hukum

Dosen USJ: KPK Harus Berani Usut Dugaan Korupsi Jokowi dan Kroni!

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:20 WIB
INDEF Curiga Prabowo Tunjuk Tony Blair Jadi Dewas Danantara: Ada Hal Mungkin Disembunyikan!

Ekbis

INDEF Curiga Prabowo Tunjuk Tony Blair Jadi Dewas Danantara: Ada Hal Mungkin Disembunyikan!

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:10 WIB
Prabowo Membungkuk ke Jokowi Tapi Tidak ke SBY, Elite PDIP: Paham Kan Siapa Tuannya?

Politik

Prabowo Membungkuk ke Jokowi Tapi Tidak ke SBY, Elite PDIP: Paham Kan Siapa Tuannya?

Selasa, 25 Februari 2025 | 16:01 WIB
Arsin Kades Kohod Dkk Ditahan di Kasus Sertipikat Laut, Kapan Ali Hanafiah Lijaya, Orangnya Aguan Menyusul?

News

Arsin Kades Kohod Dkk Ditahan di Kasus Sertipikat Laut, Kapan Ali Hanafiah Lijaya, Orangnya Aguan Menyusul?

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:10 WIB
Selain Hasto, Belum Pernah Ada Tersangka Korupsi di KPK Ajukan Penangguhan Penahanan

Hukum

Selain Hasto, Belum Pernah Ada Tersangka Korupsi di KPK Ajukan Penangguhan Penahanan

Selasa, 25 Februari 2025 | 10:56 WIB
BREAKING NEWS: AHY Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2025-2030

News

BREAKING NEWS: AHY Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2025-2030

Selasa, 25 Februari 2025 | 09:41 WIB
Danantara Kental Bau Politis: Akan Berakhir Tragis?

News

Danantara Kental Bau Politis: Akan Berakhir Tragis?

Selasa, 25 Februari 2025 | 00:11 WIB
Novel Baswedan Ungkap Dalang Revisi UU KPK: Hasto Kristiyanto Bongkar Fakta!

News

Novel Baswedan Ungkap Dalang Revisi UU KPK: Hasto Kristiyanto Bongkar Fakta!

Senin, 24 Februari 2025 | 21:46 WIB
AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat Secara Aklamasi

News

AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat Secara Aklamasi

Senin, 24 Februari 2025 | 21:26 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Sisi Lain Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Demen Makan Kaki Lima
2

Ada Apa di Balik Reshuffle Kilat Kabinet Merah Putih, Ini Analisis Peneliti BRIN
3

Gantikan Sri Mulyani, Ternyata Pendidikan Menkeu Purbaya Tak Kalah Mentereng
4

Viral Bagan Isu Pemakzulan Gibran vs Bubarkan DPR Versi Diaspora, Mungkinkah Sebuah Kebetulan?
5

Kader Gerindra Merapat ke Rumah Prabowo di Kertanegara, Ada Apa?
6

Prabowo Rombak Kabinet, Inikah Radical Break Yang Diramal Rocky Gerung?
7

Pencopotan Sri Mulyani Meninggalkan Masalah Pajak, IWPI: KPK Wajib Bongkar Dugaan Korupsi Coretax?
8

Kader Gerindra Kumpul di Kertanegara, Ada Apa?
9

Bukan Mundur, Bukan Dicopot, Istana Ungkap Alasan Prabowo Ganti Sri Mulyani
10

Mahasiswa Siap Gelar Aksi Besar #RakyatTagihJanji di DPR, Usung 17+8 Tuntutan Rakyat
11

GEGER! 4 Jenderal TNI Geruduk Polda Metro Jaya: Ada Temuan Dugaan Pidana, Kami Akan Seret Ferry Irwandi ke Ranah Hukum
12

Purbaya: Saya Ahli Fiskal, Tak Butuh Waktu untuk Belajar
13

Kasus Aziz Wellang Berhenti di Praperadilan, Nama Raja Juli Terseret: Bukan sedang Menuduh
14

Gus Irfan Targetkan Kampung Haji Beroperasi 2028
15

IHSG Anjlok Usai Prabowo Ganti Menkeu, Purbaya Janji Pulihkan Pasar dalam Dua Pekan