Analisa Pakar Psikologi Soal Perbedaan Permainan Kartu dengan Aktivitas 303 Online

- Jumat, 19 Januari 2024 | 22:30 WIB
Analisa Pakar Psikologi Soal Perbedaan Permainan Kartu dengan Aktivitas 303 Online

NARASIBARU.COM, JAKARTA-- Permainan kartu seperti Domino (Gaple), Remi, dan Texas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Meski memberikan kesenangan, permainan ini turut disertai kontroversi seputar isu perjudian dan kecanduan.

Bermain kartu ternyata bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki manfaat yang luar biasa.

Dalam suasana santai, permainan kartu dapat menjadi pelarian yang efektif dari stres sehari-hari.

Baca Juga: Usai Keluar PDIP, Maruarar Sebut akan Menangkan Prabowo-Gibran dari Luar Struktur Tim Pemenangan

Tidak hanya itu, tetapi juga dapat membantu melatih otak dengan meningkatkan kemampuan berpikir, penilaian, dan response.

Menanggapi hal itu, Pakar Psikolog Wahyu Aulizalsini mengatakan permainan kartu dapat memberikan keseimbangan psikologis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni melatih aspek kognitif dan kemampuan visual spasial.

"Ini adalah bentuk hiburan yang efektif untuk mengurangi stres dan merangsang pikiran, selama dimainkan dengan bijak," kata Wahyu, Jumat (19/1/2024).

Menurut Wahyu, selain manfaat kognitifnya, permainan kartu juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan sosial.

Interaksi antar pemain dapat mempererat ikatan persahabatan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan membuka peluang untuk pergaulan yang lebih positif.

Baca Juga: M Qodari Yakin Pilpres 2024 Satu Putaran, Keyakinannya Sampai 70 Persen, Ini Pemenangnya

"Permainan kartu menciptakan ruang untuk memahami dinamika sosial. Itu adalah cara yang menyenangkan untuk membangun komunitas dan memperkuat hubungan interpersonal", ujarnya.

Selain itu, kata dia, permainan kartu juga memiliki sisi yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangannya adalah potensi terkait perjudian.

Beberapa permainan kartu dapat menjadi pemicu kecanduan judi, membawa dampak negatif tidak hanya pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojoksatu.id

Komentar