"Dukungan negara membantu perusahaan tumbuh meski mengalami kerugian," ungkap laporan tersebut.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa NIO pada 2020 sempat mengalami kehabisan uang. Tetapi kemudian perusahaan mendapat 1 miliar dolar AS (Rp 15,6) dari pemerintah agar perusahaan tetap beroperasi.
Mengetahui pola semacam itu, anggota parlemen Eropa secara resmi meluncurkan penyelidikan terhadap produsen mobil listrik di China.
Tindakan itu dilakukan agar pasar Eropa tidak dibanjiri oleh kendaraan listrik murah China yang merusak harga pasar
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang