"Dukungan negara membantu perusahaan tumbuh meski mengalami kerugian," ungkap laporan tersebut.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa NIO pada 2020 sempat mengalami kehabisan uang. Tetapi kemudian perusahaan mendapat 1 miliar dolar AS (Rp 15,6) dari pemerintah agar perusahaan tetap beroperasi.
Mengetahui pola semacam itu, anggota parlemen Eropa secara resmi meluncurkan penyelidikan terhadap produsen mobil listrik di China.
Tindakan itu dilakukan agar pasar Eropa tidak dibanjiri oleh kendaraan listrik murah China yang merusak harga pasar
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”