Kata Wishnutama, pertumbuhan kreator konten hanya dinikmati keuntungannya oleh pemilik platform asing seperti YouTube, TikTok. Para pemilik platform streaming dan media sosial itulah yang mendapat cuan banyak.
Sedangkan warganet Indonesia terutama yang jadi kreator konten, justru rugi. Pasalnya, potensi pendapatan iklan mereka justru makin menyusut seiring bertambahnya pesaing.
“Dia (pemilik platform media streaming) yang untung, pembaginya makin banyak. Sizenya tetep sama, digital adex [iklan digital] cuma segitu,” ujar Wishnutama.
Demikian pula sektor ecommerce. Menurut Wishnutama, size eonominya tetap. Pasalnya, para pegiat UMKM hanya memindahkan ekonominya dari offline ke online. Sehingga, tidak berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia.
Yang harus dilakukan pemerintah Indonesia kata Wishnutama, adalah mendorong lahirnya ekonomi baru, dengan memanfaatkan teknologi dan platform digital.
“(Jangan) yang mendapatkan manfaat malah asing padahal kesempatannya, terus ke depan, pertumbuhan ekonomi digital sangat eksponensial,” tegasnya.
Sumber: herald
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang