BISNIS PEKANBARU - Psikolog Jesica Bianchiotti, 35, masih ingat hari-hari ketika sebagian besar sesi dengan pasiennya dimulai dengan obrolan tentang cuaca atau hasil pertandingan sepak bola terkini.
Namun hari-hari itu sudah lama berlalu.
Ketika Argentina menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya, sesi diskusi kini dimulai dengan perbincangan mengenai politik, kenaikan harga, dan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga: Supercar Hybrid Aston Martin Valhalla akan Diproduksi Tahun 2024, Bakal Saingi Ferari SF90
“Banyak hal telah berubah. Mayoritas pasien saya kini datang dengan masalah kecemasan, ketakutan, kesulitan tidur, semuanya terkait dengan ketidakpastian yang kita semua jalani – betapa mustahilnya membuat rencana jangka panjang,” kata Bianchiotti, yang bekerja di wilayah Buenos Aires.
Argentina merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin – namun negara ini telah dilanda gejolak keuangan selama beberapa dekade, yang dipicu oleh ketidakstabilan politik dan utang internasional yang sangat besar.
Tahun ini, inflasi mencapai rekor tertinggi, meroket lebih tinggi dari 140 persen. Akibatnya, nilai mata uang Argentina anjlok.
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”