Menguak Cara Digital Forensik Bekerja Dalam Kasus Ijazah Jokowi

- Jumat, 16 Mei 2025 | 17:40 WIB
Menguak Cara Digital Forensik Bekerja Dalam Kasus Ijazah Jokowi




NARASIBARU.COM - Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Pontianak yang dikenal sebagai Kampus Digital Kreatif menggelar seminar bertajuk Fundamentals of Digital Forensics: Memahami Langkah Awal dalam Pengumpulan Bukti Elektronik, Kamis (7/5/2025). 


Seminar ini diikuti oleh dosen dan menghadirkan Nanda Diaz Arizona, ahli digital forensik sekaligus dosen UBSI Kampus Pontianak, sebagai narasumber.


Nanda membahas berbagai teknik dan metodologi dalam digital forensik yang penting dalam pengumpulan, analisis, dan penyajian bukti elektronik yang dapat diterima di pengadilan. 


Salah satu contoh kasus yang diangkat adalah isu viral tentang dugaan ijazah palsu mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi).


Nanda menunjukkan bagaimana algoritma forensik bekerja dalam membandingkan foto untuk mendeteksi keaslian bukti digital. 


Dalam kasus ijazah palsu Jokowi, foto Presiden Jokowi yang tidak memakai kacamata dibandingkan dengan foto ijazah yang menunjukkan Jokowi mengenakan kacamata. 


Algoritma forensik mengidentifikasi keduanya sebagai individu yang berbeda.


“Digital forensik itu bukan sekadar membandingkan gambar, tapi juga harus memahami bagaimana algoritma membaca atribut visual. Kacamata, topi, atau bahkan bayangan bisa memengaruhi hasil,” ujar Nanda, saat menjelaskan praktiknya.


Nanda juga memperlihatkan bagaimana jika foto Jokowi yang menikah yang juga menggunakan kacamata dibandingkan dengan foto ijazah. 


Algoritma menganggap keduanya adalah orang yang sama. 


Hal ini menunjukkan bahwa atribut seperti kacamata, topi, atau aksesoris lainnya dapat memengaruhi hasil analisis algoritma forensik.


Nanda menegaskan untuk memperoleh hasil yang akurat, perbandingan foto harus dilakukan dengan gambar yang serupa, tanpa atribut yang dapat memengaruhi algoritma. 


Melalui seminar ini, Nanda berharap dosen-dosen UBSI kampus Pontianak dapat menerapkan pengetahuan digital forensik dalam pengajaran dan riset mereka.


Kepala Kampus UBSI kampus Pontianak Eri Bayu Pratama mengatakan seminar ini membuka wawasan para peserta tentang bagaimana digital forensik dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk penyelidikan kriminal dan sengketa hukum.


“Dengan pengalaman Nanda yang luas di pengadilan dan berbagai lembaga seperti Polri, seminar ini memberikan pemahaman mendalam tentang betapa krusialnya keterampilan digital forensik dalam menjaga integritas bukti elektronik di dunia hukum dan investigasi,” kata Eri.


Sumber: Republika

Komentar