NARASIBARU.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengambil langkah tegas terkait konflik Ukraina-Rusia.
Trump mengirimkan sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina, di tengah meningkatnya serangan malam dari Rusia ke Ukraina.
Langkah ini mengakhiri ketidakpastian sikap Gedung Putih terhadap dukungan militer, sekaligus memperlihatkan arah baru kebijakan luar negeri AS di bawah Trump.
Namun pengiriman rudal ini bukan semata bantuan. Trump juga memberikan ultimatum keras. Rusia diberi waktu 50 hari untuk menyepakati gencatan senjata.
“Kita akan kirimkan Patriot kepada mereka, karena mereka sangat membutuhkannya. Putin berbicara manis di siang hari, tapi mengebom semua orang di malam hari.”
Trump juga menegaskan bahwa pengiriman sistem Patriot tidak akan menggunakan dana dari pemerintah AS, melainkan akan dibayar oleh negara-negara Uni Eropa.
Ini menunjukkan bahwa meski AS mendukung, beban finansial dialihkan ke sekutu-sekutu NATO di Eropa.
Langkah ini disebut sebagai “kemenangan diplomasi pertahanan” oleh analis Washington, mengingat Trump sebelumnya sempat menghentikan dukungan militer ke Kyiv pada awal tahun.
Bersamaan dengan pengumuman itu, utusan khusus AS untuk Ukraina, Letjen (Purn.) Keith Kellogg, tiba di Kyiv untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelenskiy dan jajaran pemerintah Ukraina.
Pertemuan tersebut membahas penguatan sistem pertahanan udara, sanksi ekonomi lanjutan terhadap Rusia, serta kerja sama produksi senjata jangka panjang antara AS, Ukraina, dan negara-negara Eropa.
Presiden Zelenskiy menyambut baik kedatangan Kellogg dan kebijakan baru Trump.
“Saya berterima kasih atas kesiapan Presiden Trump untuk mendukung Ukraina dan menghentikan pertumpahan darah. Kita bicara soal perdamaian yang adil dan bertahan lama.”
Kepala Kantor Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menyebut pertemuan ini sebagai bagian dari strategi “Peace through Strength” yang kini diusung Ukraina bersama AS.
“Kami membahas pertahanan, sanksi, kerja sama keamanan, dan perlindungan warga sipil. Perdamaian hanya bisa dicapai lewat kekuatan," ujarnya.
Selain bantuan militer, Trump melayangkan ancaman tarif ekonomi sekunder kepada negara mana pun yang membeli minyak dari Rusia. Khususnya, pasca 50 hari ke depan akan dikenakan tarif tambahan hingga 100%.
Langkah ini dinilai sebagai tekanan maksimal agar Rusia segera membuka ruang damai.
Sejumlah diplomat menyebut strategi Trump kali ini sebagai “kombinasi keras dan cerdas”.
Trump menggabungkan kekuatan militer, diplomasi tekanan, dan pembagian beban biaya.
Sedangkan terkait pengiriman sistem Patriot akan melibatkan beberapa negara anggota NATO, termasuk Jerman, Belanda, Norwegia, dan Kanada.
Mereka disebut siap ikut menanggung beban logistik dan teknis dalam pengiriman sistem pertahanan udara ini ke Ukraina dalam waktu dekat.
Selain itu, perusahaan pertahanan di Polandia dan Slovakia juga dilibatkan dalam skema produksi senjata jangka menengah antara Kyiv dan mitra-mitranya.
Sumber: disway
Artikel Terkait
Resmi! MUI Jatim Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
Jenderal Purn Polisi Ungkap Penelitian Roy Suryo dan Rismon Soal Ijazah Jokowi Bohong, Tipu Rakyat
Bupati Gunungkidul Murka Banting Asbak hingga Pecah, Kesal Namanya Dicatut untuk Penipuan
Nadiem Makarim Tiba di Kejagung, Jalani Pemeriksaan Kasus Pengadaan Laptop