NARASIBARU.COM -Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Lili Romli, menyoroti istilah politik dinasti yang kembali ramai dibicarakan publik usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres.
Menurutnya, jika politik dinasti menang di Pemilu 2024 maka demokrasi Indonesia akan terancam.
Diketahui, putusan MK tersebut dianggap untuk meloloskan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka maju menjadi cawapres di Pilpres 2024. Jokowi pun dinilai melakukan praktik politik dinasti.
Romli menilai, dinasti politik akan menjadi masalah apabila membajak dan membonsai demokrasi. Khususnya untuk negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Politik dinasti saat berkuasa, dan untuk mempertahankan kekuasaannya memberlakukan aturan main tertutup atau close game,” ujar Lili Romli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 7 November.
Menurutnya, kasus politik dinasti ini banyak di Indonesia lantaran demokrasi elektoral dianggap hanya sekedar formalitas. Hal itu terjadi karena semua kekuatan politik dikendalikan, media massa dilemahkan, dan civil society dikooptasi.
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026