"Jadi saat orang pertama kali nonton porno dia akan merasa jijik, mau muntah, kok kotor banget? Maka bagian dari tubuh kita akan mengeluarkan hormon yang namanya dopamin. Di dopamin itu akan mengeluarkan (menggantikan) rasa jijik, rasa enek itu dengan rasa nyaman. Namun di samping memberikan rasa nyaman, dia memberikan rasa ketagihan," jelas Boyke.
Boyke menjelaskan ketagihan menonton konten porno akan memaksa otak mengeluarkan dopamin. Alhasil otak akan mengkerut karena terendam dopamin.
"Karena dopamin itu, kan, rangsangan yang lebih-lebih, akhirnya otak tengah mengkerut akibat terlalu sering terendam oleh dopamin. Dan ketika otak mengkerut, yang bersangkutan akan mudah gugup, susah berkonsentrasi, maka kalau diajak ngomong pun dia akan melihat di bawah, enggak liat mata kita," katanya.
Dia tidak bisa merencanakan masa depan, dia tidak bisa mencatat ini benar, ini salah, baik, dan buruk. Karena dia terganggu konsentrasinya, kemampuan belajar menurun, dan rasa percaya diri hilang," jelas Boyke.
"Kecanduan film porno bisa membuat otak tengahnya tidak bekerja. Jika otak tengahnya sudah mulai tidak beres, dia akan berpikir ke arah pornografi terus-menerus," ungkap dr. Boyke dalam pernyataannya di lain kesempatan, Jumat (7/2/2016).
Artikel Terkait
Viral Penampakan Masjid Jokowi di Abu Dhabi, Reaksi Netizen Bikin Ngakak
Prabowo Akan Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Negara yang Dikembalikan Koruptor
Aplikasi Maxim: Solusi Praktis untuk Perjalanan dan Penghasilan Tambahan di Indonesia
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh