Pemakzulan Gibran Makin Menguat, Ini Sosok Yang Dianggap Layak Dampingi Presiden Prabowo!

- Kamis, 10 Juli 2025 | 13:55 WIB
Pemakzulan Gibran Makin Menguat, Ini Sosok Yang Dianggap Layak Dampingi Presiden Prabowo!




NARASIBARU.COM - Aktivis Nicho Silalahi menilai banyak sosok yang layak mendampingi Presiden Prabowo Subianto. Selain Wakil Presiden Gibran Rakabuming.


“Banyak orang yang layak mendampingi pak @prabowo untuk mimpin negeri ini,” kata Nicho dikutip dari unggahannya di X, Kamis (10/7/2025).


Ia menyebut sejumlah sosok. 


Mulai kader PDIP Seperti Prananda Prabowo dan Andika Perkasa, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hungga Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.


“Misalnya Pranda Prabowo, Andika Perkasa, @AgusYudhoyono dan masih banyak lagi serta bila perlu prof @bang_dasco pun layak mendampingi beliau,” ujar Nicho.


Yang pasti, kata Nicho, ia menolak Gibran. Menurutnya, ia adalah Anak Haram Konstitusi.


“Aku menolak Anak Haram Konstitusi itu karena dia menjadi contoh buruk generasi muda yang mendapatkan sebuah pekerjaan dicarikan bapaknya,” ucapnya.


Gibran, menurut Nicho menapaki kursi kekuasaan dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya. Gibran diketahui anak dari Presiden ke-7 Jokowi.


“Tanpa punya harga diri dia memanfaatkan kekuasaan bapak dan pamannya demi merubah aturan yang ada untuk memuluskan jalan politiknya,” pungkas Nicho.


Sebelumnya, Nicho mendesak Gibran dimakzulkan. 


Itu merespons sikap Forum Purnawirawan TNI yang bakal menduduki Senayan jika surat pemakzulan Gibran Diabaikan.


“Memang josoh dan maut tidak seorangpun tau karena itu rahasia llahi, tetapi manusia hanya bisa memprediksi,” kata Nicho dikutip dari unggahannya di X, Selasa (8/7/2025).


Nicho sendiri mendukung penuh langkah Forum Purnawirawan TNI. 


Agar Gibran dilengeserkan dari kursinya sebagai orang nomor dua di Indonesia.


“Jika berbicara tentang nasib bangsa dan negara maka aku mendukung penuh para purnawirawan dan tokoh masyarakat yang menginginkan @gibran_tweet di makzulkan,” ujar Nicho.


Nicho juga menyinggung kondisi kesehatan Prabowo. Berdasar pada umurnya yang tak muda lagi.


“Sebab usia pak @prabowo sekarang ± 74 Tahun dan itu sangat berpotensi dalam gangguan kesehatan serta berpeluang besar untuk berhalangan tetap (maaf meninggal),” jelasnya.


“Jika beliau berhalangan tetap maka yang menggantikannya anak haram konstitusi buah dari kerja sang paman di MK,” tambah Nicho.


Kalaupun Gibran gagal dilengeserkan, Nicho berharap Prabowo bisa menyelesaikan masa jabatannya dengan baik.


“Jika kita gagal memakzulkan Anak Haram Konstitusi atau minimal dia tidaklah memimpin negri ini, marilah kita bersama-sama mendoakan agar pak @prabowo bisa purna tugas dengan baik serta diberikan kesehatan dan umur yang panjang,” pungkasnya.


👇👇



Menakar Peluang AHY dan Puan Jadi 'Wapres' Jika Gibran Dilengserkan, Siapa Paling Kuat?




NARASIBARU.COM - Jika Gibran Dimakzulkan, Siapa Penggantinya? Puan atau AHY? Ini Analisis Pakar!


Seruan untuk memakzulkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus bergulir dan kini memanaskan panggung politik nasional. 


Di tengah ketidakpastian ini, muncul pertanyaan krusial yakni siapa yang akan mengisi kursi wapres jika Gibran benar-benar dilengserkan?


Dua nama politisi papan atas, Ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), santer disebut sebagai kandidat utama yang berpeluang menggantikan Gibran.


Menurut konstitusi, jika terjadi kekosongan jabatan, Presiden Prabowo Subianto akan mengajukan dua nama calon wakil presiden kepada MPR untuk dipilih. 


Di sinilah pertarungan politik antara Puan dan AHY akan terjadi.


Puan Maharani, sebagai elite PDI Perjuangan dan Ketua DPR, memiliki modal politik yang kuat di parlemen. 


Sementara AHY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, merupakan figur penting dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.


Pengamat politik Bivitri Susanti menilai, posisi Gibran saat ini sangat bergantung pada soliditas koalisi di bawah kendali Presiden Prabowo. 


Jika dukungan itu mulai goyah, nasib Gibran berada di ujung tanduk.


"Sekarang di DPR yang bisa melindungi Gibran adalah koalisi milik Prabowo Subianto. Kalau sudah tak bisa melindungi, ya sudah lepas," ujar Bivitri.


Ia menambahkan, jika proses pemakzulan berjalan, partai-partai politik akan mulai berhitung untung-rugi untuk menentukan sikap.


"Partai ini akan mempertimbangkan jika Gibran mundur, yang menggantikan siapa? Menguntungkan saya atau tidak. Misalnya ada Mbak Puan kah, atau AHY?" kata Bivitri, mengisyaratkan perebutan kursi wapres akan menjadi pertarungan kepentingan antarpartai.


Harus Ada Momentum


Bagi Bambang Widjojanto, memakzulkan wakil presiden saat ini tentu harus menemukan momentum yang tepat.


"Kalau secara politik itu kan bisa lewat mana saja. Tapi memang harus ada momentum."


Menurut dia, ide pemakzulan tersebut bukan hanya sekadar gagasan, melainkan perlu transformasi yang jelas.


"Maka harus ditransformasikan ke dalam surat itu dan diajukan. Mereka juga punya hitung-hitungan politik juga," kata dia.


Bivitri tak menampik bahwa Gibran sendiri memang menjadi kunci kemenangan Prabowo Subianto saat Pilpres 2024 kemarin.


"Karena semua pendukung Prabowo saat itu membutuhkan Gibran untuk menang. Prabowo kan berkali-kali kalah, kita semua tahu," ujar dia.


Sehingga peluang untuk menurunkan Gibran tentu akan bergantung dari koalisi yang saat ini mendukungnya di bawah tangan Prabowo.


Mengejutkan! Mahfud MD Beberkan 'Nama' Yang Berpotensi Jadi Wapres Jika Gibran Dimakzulkan




NARASIBARU.COM - Mantan Menkopolhukan, Mahfud MD, beri respons terkait usulan pemakzulan terhadap Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka.


Pria yang juga merupakan pakar hukum tata negara itu juga menyebut dua kandidat yang bakal ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto jika pemakzulan terhadap Gibran berhasil dilakukan.


Mahfud MD menjelaskan, terkait mekanisme pemilihan pengganti Gibran sebagai Wakil Presiden RI.


Jika pemakzulan berhasil, MPR bakal memilih dua kandidat yang diajukan Prabowo.


"Secara formal, kalau pemakzulan ini terjadi, secara politik memungkinkan, itu secara konstitusi sudah diatur, jika (Wakil) Presiden berhalangan tetap, atau dimakzulkan, maka MPR memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan oleh presiden," kata Mahfud dikutip dari kanal YouTube miliknya, Rabu (11/6/2025).


Mahfud MD berujar, Prabowo memiliki kebebasan untuk memilih dua kandidat tersebut.


Walaupun begitu, Mahfud MD yakin Prabowo akan melakukan hitung-hitungan politik ketika menentukan pengganti GIbran.


"Dua nama (kandidat) itu bebas dipilih Presiden. Tapi kan sekali lagi itu kan produk politik nantinya, hasil kompromi pasti menghitung kan," ujar Mahfud MD.


Lalu, Mahfud MD sebutkan nama-nama kandidat yang berpeluang besar dipilih Prabowo untuk menggantikan Gibran jika putra sulung Jokowi tersebut benar-benar dimakzulkan.


Menurut Mahfud MD, sosok dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berpeluang untuk diusulkan menggantikan Gibran adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


Alasannya, jelas Mahfud MD, AHY memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam pemerintahan.


Meskipun dia akui, saat ini AHY belum menjadi tokoh sentral dalam dunia politik Indonesia.


"Saya melihat kalau (kandidat) dari dalam koalisi, misalnya, yang cukup berpeluang itu, ya mungkin AHY yang track record-nya juga oke, meskipun pengalaman politiknya nggak," jelas Mahfud MD.


Mahfud MD menerangkan, Prabowo juga berpeluang memilih kandidat dari luar pemerintahan atau koalisi pemerintahan.


Mahfud MD menilai, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bisa jadi pilihan Prabowo.


Nama selanjutnya yang dipilih Mahfud MD adalah mantan Gubernur Jawa Tengah sekaligus pasangannya di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo.


Dia memiliki alasan kenapa nama Ganjar dan Puan bisa dipertimbangkan Prabowo.


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menerangkan, Prabowo bisa memilih Ganjar atau Puan demi menjaga kestabilan politik.


"Tapi kalau dari luar koalisi, karena ingin membangun keseimbangan (politik), bisa jadi Puan atau Ganjar. Yang dari PDIP-lah," terang Mahfud MD.


Mahfud MD menilai, Puan dan Ganjar patut dipertimbangkan, karena mereka bagian dari PDIP sebagai pemenang Pemilu 2024.


"Kalau dari luar, PDIP merupakan partai terbesar semisal kalau membawa Puan, atau Ganjar, atau Pram (Pramono Anung)," tuturnya.


Selain itu, Mahfud MD mengatakan bahwa peluang Anies Baswedan untuk dipilih Prabowo sangat kecil, sebab hingga saat ini tidak menjadi kader partai politik (parpol) manapun.


Sumber: Fajar

Komentar