NARASIBARU.COM - Pakar politik Prof Ikrar Nusa Bhakti menilai bahwa penaikan pangkat sejumlah komisaris jenderal (Komjen) Polri merupakan jurus Listyo Sigit Prabowo untuk menyelamatkan diri dan Joko Widodo (Jokowi) bersama keluarganya.
Prof Ikrar dalam siniar Abraham Samad Speak Up pada Minggu, 12 Oktober 2025, mengungkapkan, para komjen tersebut diharapakan nantinya dipilih sebagai Kapolri.
"Ini berarti dia [Listyo Sigit] lagi akan cari-cari kira-kira siapa yang bisa menggantikan dia dan tidak menjadi orang yang berbahaya, baik untuk dirinya maupun buat keluarga Jokowi," katanya.
Prof Ikran menegaskan, sangat tidak suka dengan cara tersebut. Pasalnya, soal siapa menjadi komjen dan calon kapolri, itu diskusinya sudah cukup panjang.
"Saya paling enggak setuju kalau kemudian, baik kapoli ataupun nanti ya siapa yang akan menjadi panglima TNI, usianya itu, masih masa jabatannya itu lebih dari 3 tahun," ujarnya.
Alasannya, lanjut Prof Ikrar, yang terjadi di Indonesia saat ini, ketika mengangkat calon jenderal, masa jabatan kandidatnya masih sangat lama.
"Di situlah problem terbesar akan terjadi. Misalnya kayak dulu ya, ini maaf saya ngomong terus terang saja. Ini kan pejabat-pejabat kemarin ya, termasuk Listyo ini, kan orang-orang yang dekat dengan Jokowi ketika mereka bertugas di Solo," ujarnya.
Bukan hanya kapolri, kata dia, penunjukan panglima TNI juga demikian. "Di dalam TNI juga sama, dahulu pernah menjadi namanya itu panglima TNI ya, itu yang dari Angkatan Udara," ucapnya.
Secara tidak langsung, Prof Ikrar menyampaikan bahwa kapolri dan panglima TNI saat ini adalah orang-orangnya Jokowi atau publik menyebutnya Geng Solo.
Menurutnya, masih menjabatnya sejumlah pejabat dari Geng Solo ini yang menyebabkan sejumlah hal yang tidak diinginkan publik atau rakyat Indonesia masih terus berjalan.
Ia mengharapkan, Presiden Prabowo Subianto menunjuk calon kapolri dan panglima TNI nanti, adalah mereka yang tidak ada kaitannya dengan Jokowi.
"Kalau bisa memang tidak ada kaitannya lagi dengan persoalan politik, atau dibina sejak lama ketika orang itu masih menjadi wali kota," ujarnya.
Prof Ikrar menegaskan, jika kapolri atau panglima TNI masih ada kaitannya dengan Geng Solo atau Jokowi, ini sangat berbahaya.
"The Jokowi legacy ini sangat berbahaya bagi Indonesia. Bukan masalan ini orang ya, tapi perusakan institusi dalam TNI dan Polri itu, rusaknya itu pada era Jokowi," tandasnya.***
Sumber: konteks
Artikel Terkait
Setahun Pemerintahan Prabowo Harus Segera Bersihkan Geng Solo
Publik Merasa Kena Prank! Dana Reses DPR Naik Jadi Rp702 Juta, Pantas Enggak Sedih Tunjangan Rumah Dihapus
Rakyat Lebih Tertarik Prabowo Tumpas Pejabat Geng Solo
Prof Ikrar: The Jokowi Legacy Sangat Berbahaya bagi Indonesia, Enggak Lulus SMP Bisa Jadi Wapres