"Untung saja rumahnya kokoh tegak, sekarang setelah pesta selesai (Pemilu 2024 -red), orang pada pulang ke rumah masing-masing. Mereka (Jokowi dan Gibran) cari-cari tumpangan, maksa-maksa masuk rumah yang sudah berpenghuni," imbuhnya.
Andreas berpendapat, Golkar memang membutuhkan figur Jokowi sebelum digelarnya Pemilu 2024.
Ia pun bingung kenapa Golkar saat ini masih memerlukan kehadiran Jokowi dan keluarga di dalam partai.
"Sebelum pemilu kemarin, memang Golkar butuh Jokowi dan berlindung pada Jokowi. Tetapi apakah sekarang masih juga tingkat kepentingannya sama?," imbuhnya.
JK: Semua Orang Boleh
Sementara itu, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) justru memberikan respons santai terkait klaim Airlangga tersebut.
Ia menyebut semua orang bisa masuk ke Partai Golkar, termasuk Jokowi dan Gibran.
JK menegaskan Golkar merupakan partai yang terbuka untuk semua kalangan.
"Semua orang, kau juga bisa masuk Golkar. Golkar itu partai terbuka, boleh masuk. Semua orang boleh masuk," tutur JK kepada awak media di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024).
Kemudian, saat disinggung peluang Jokowi menempati posisi strategis di Golkar, JK enggan berkomentar banyak.
Menurut JK, hak itu merupakan urusan pimpinan partai.
"Terserah pimpinannya," terangnya.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh