Blitar, NARASIBARU.COM - MA (14) santri di pondok pesantren (Ponpes) Tahsinul Akhlaq di Sutojayan Blitar yang tewas dikrroyok sesama santri membawa duka mendalam bagi keluarga besarnya.
Keluarga pun menyerahkan kasus ke polisi dan minta usut tuntas.
Hal itu diungkapkan Heru Wahyudi, paman korban.
Dia mengatakan peristiwa meninggalnya keponakannya itu benar-benar membawa duka keluarga besarnya.
"Kami dari keluarga sejak awal menyerahkan kasus ke polisi. Bahkan keluarga juga yang inisiatif melapor pasca penganiayaan," katanya, Senin (8/1).
Dia menjelaskan kasus dugaan penganiayaan itu sangat disesalkan.
Baca Juga: Jelang Pemilu, Anggota Polsek Ngadiluwih Intensifkan Patroli Dialogis Malam Hari
Apalagi diduga berada di lingkungan pondok. Meski tak mengetahui kronologi pastinya. Kali pertama mendapat kabar ada penganiayaan langsung bergerak.
Selain melapor ke Polsek Sutojayan atau Lodoyo Timur, juga membawa korban ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Pasalnya korban tak sadarkan diri.
"Begitu melapor, keluarga lebih banyak fokus soal kondisi di rumah sakit. Karena memang tak sadarkan diri," katanya.
Dia menjelaskan lagi, korban meninggal setelah sebelumnya dinyatakan kritis.
MA dirawat di ruang khusus atau ICU RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Meski mendapatkan perawatan intensif, nyawanya tetap tak tertolong.
MA meninggal pada Minggu (07/1) sekitar pukul 05.00. Usai divisum, jenazah dimakamkan di pemakaman umum setempat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
Artikel Terkait
Serangan Harimau Teror Warga Jakarta, 800 Orang Pemburu Turun Tangan!
BRUTAL! Nelayan di Banyuasin Ditembaki Kapal TNI AL Saat Melaut, 1 Orang Kritis
Wacana Gibran Berkantor di Papua, Masyarakat Adat Langsung Bunuh Puluhan Babi: Pertanda Orang Rakus Akan Datang!
KISAH Nyata Bocah 8 Tahun Diasuh Anjing Karena Ibu Kecanduan Narkoba, Hanya Bisa Menggonggong