Adapun tandanya, Zulfikar memperkirakan jumlah utang Indonesia ke Cina berpotensi meningkat seiring dengan masuknya proyek-proyek belt and road initiative atau atau jalur sutra baru Cina di Indonesia yang sudah ditandatangani. Pada 2022 saja, nilai utang Indonesia sudah mencapai US$ 20,225 miliar setara dengan Rp 315,1 triliun.
Selain itu, juga muncul kekhawatiran risiko gagal bayar yang bisa menyebabkan kerugian besar di masa depan. Kekhawatiran itu, menurut Zulfikar, bukan tanpa dasar. Karena dari negara-negara yang terlibat dalam proyek belt and road iniative, beberapa telah dinyatakan gagal bayar, salah satunya Sri Lanka pada proyek pembangunan pelabuhan Hambantota.
“Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko terjerat utang. Di antaranya Cina memberikan pembebanan skema kredit yang tinggi,” kata Zulfikar.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang