Pakar Ekonomi: Banyak BUMN Tekor Karena Kereta Whoosh dan Blunder Silfester Matutina, Bukti Kegagalan Erick Thohir!

- Jumat, 22 Agustus 2025 | 20:05 WIB
Pakar Ekonomi: Banyak BUMN Tekor Karena Kereta Whoosh dan Blunder Silfester Matutina, Bukti Kegagalan Erick Thohir!




NARASIBARU.COM - Ekonom dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra menilai, kinerja perusahaan pelat merah atawa BUMN, masih banyak yang bobrok. 


Akibat salah kebijakan yang menjadi tanggung jawab Menteri BUMN, Erick Thohir


Bukan hanya kinerja keuangan yang didera tekor besar atau laba ambruk, namun pemilihan pengurus BUMN acapkali serampangan alias tak prudent.


Contoh paling nyata adalah keputusan Erick Thohir mengangkat terpidana 1,5 tahun kasus pencemaran nama baik, Silfester Matutina sebagai Komisaris Independen ID Food.


Suka atau tidak, kata Gede, kinerja BUMN sudah tak sehat sejak era Presiden Jokowi. 


Ditambah, sikap Menteri Erick yang serampangan mengangkat direksi dan komisaris BUMN. 


Termasuk yang itu tadi, Silfester Matutina yang dikenal sebagai Ketua Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet), pendukung Jokowi.


"BUMN sudah sangat tidak sehat. Tapi kultur yang tidak sehat ini dimulai di era Jokowi, sejak Menteri BUMN Rini Soemarno yang dilanjutkan Erick Tohir," ujar Gede, Jakarta, Jumat (22/8/2025).


Analisa Gede tak salah. Faktanya, banyaknya BUMN didera kesulitan keuangan. 


Misalnya saja BUMN karya yang terbelit utang jumbo karena 'diwajibkan' menggarap proyek-proyek mercusuar era Jokowi. 


Sebut saja, PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk, utangnya tembus Rp33,6 triliun per Juli 2025.


Ternyata, menggunungnya utang WIKA ini, karena wajib ikut konsorsium proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), proyek kebanggaan Jokowi. 


Tak hanya itu, WIKA juga diwajibkan membangun sejumlah jalan tol yang masuk PSN (Proyek Strategis Nasional). 


Meski secara hitung-hitungan bisnis, proyeknya tak layak digarap. 


Mulai pembangunan tol di IKN, tol Semarang-Demak, tol Cisumdawu dan banyak lagi lainnya. 


Alhasil, WIKA harus menanggung kerugian cukup gede hingga Rp7,12 triliun pada 2023. 


Meroket 11.860 persen ketimbang kerugian 2022 sebesar Rp59,59 miliar. 


Kini, WIKA harus repot menjual beberapa asetnya untuk membayar utang.


Nasib sama dialami PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat KAI


Perusahaan pelat merah spesialis kereta api itu, merugi Rp951,48 triliun per Juni 2025, gara-gara terlibat dalam proyek kereta Whoosh, dulu namanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).


Ironisnya, Erick Thohir yang menjabat sebagai Menteri BUMN, hanya santai-santai saja. 


Tak ada upaya untuk menekan kerugian yang harus ditanggung BUMN yang terlibat proyek 'sepur kilat' buatan China itu.  


"BUMN dipaksa berkorban untuk ambisi infrastruktur yang tanpa perhitungan. Apalagi ternyata ada kasus korupsi di proyek-proyek ini. Sehingga ujung-ujungnya yang dikorbankan dari mismanajemen itu, adalah rakyat," lanjut Gede.


Selain itu, Gede menyebut keputusan Erick Thohir mengangkat Silfester Matutina sebagai Komisaris Independen ID Food, adalah blunder besar.  


Padahal, status Silfester adalah terpidana kasus pencemaran nama baik mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla


Di mana putusan bui selama 1,5 tahun untuk Silfester sudah berkekuatan hukum tetap alias inkrah. 


Anehnya, keputusan tersebut tak segera dieksekusi Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.


"Maka penegak hukum haruslah tegas menindak para pelanggar hukum ini termasuk itu para pejabatnya yang bertanggung jawab," pungkas Gede. 


Sumber: Inilah

Komentar