MIRIS! Cobaan Berat Dirut Alsintan Korban Janji Jokowi: Sudah Ditipu Kepala Negara, Dirampok Lagi oleh Negara

- Minggu, 21 September 2025 | 15:50 WIB
MIRIS! Cobaan Berat Dirut Alsintan Korban Janji Jokowi: Sudah Ditipu Kepala Negara, Dirampok Lagi oleh Negara




NARASIBARU.COM - Janji manis yang berujung pahit. Itulah yang dialami oleh Agus Zamroni, Direktur PT Mitra Maharta, sebuah perusahaan produsen alat mesin pertanian atau alsintan di Madiun


Janji manis itu bermula dari kunjungan Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi pada tahun 2015.


Saat itu Agus tergiur janji pembelian 1.000 unit mesin panen kombinasi (Combine Harvester).


Namun pada akhirnya berujung pada kerugian besar.


Alih-alih dibeli 1.000 unit, hanya 81 unit yang benar-benar dibeli pemerintah. 


Kini, hampir satu dekade berselang, janji itu tak kunjung terealisasi.


Saat ini hampir 400 unit mesin yang mangkrak dan tertutup plastik di gudang produksi PT Mitra Maharta. 


Masing-masing mesin ini bernilai Rp122 juta, menimbulkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan lokal tersebut.


Dampak dari janji yang tak ditepati itu tak berhenti di situ. 


Selain kerugian materi, Agus juga harus menanggung beban denda pajak yang sangat besar. 


Sejak tahun 2021, perusahaannya dibebani denda sebesar Rp499 juta, sebuah angka yang sulit dijangkau bagi bisnis yang terdampak.


"Kami tidak mampu membayar banyaknya denda pajak," ujar Agus. 


"Akhirnya, saya serahkan mesin karya saya kepada negara. Ini adalah upaya kami untuk memenuhi kewajiban perpajakan."


Sebagai bentuk kepatuhan dan tanggung jawab, Agus terpaksa merelakan empat unit mesin Combine Harvester andalannya dijadikan jaminan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ponorogo


Sebuah ironi, di mana mesin yang dirancang dengan riset mandiri demi membantu petani justru harus dilepaskan untuk menutupi kewajiban pajak.


Saat juru sita meninjau, terlihat jelas tumpukan mesin hasil jerih payah Agus yang masih tersegel rapi, bukti dari produksi yang tak pernah tersentuh tangan pembeli yang dijanjikan.


Meski begitu, ia tak patah arang. Agus berharap Presiden penerus, Prabowo Subianto, dapat memberikan perhatian lebih pada industri alsintan dalam negeri. 


"Kami riset untuk petani, agar Indonesia tidak selalu impor," pungkasnya, menunjukkan semangat pengusaha lokal yang berjuang untuk kemandirian pangan bangsa.


Kisah PT Mitra Maharta menjadi cerminan tantangan yang dihadapi industri dalam negeri saat berhadapan dengan janji dan kebijakan pemerintah. 


Ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya dukungan nyata bagi para inovator lokal yang ingin berkontribusi bagi kemajuan bangsa.


Penjelasan KKP Pratama Ponorogo


Kepala Seksi (Kasi) Penagihan KPP Pratama Ponorogo Hasan Wahyudi menyebutkan, barang dijaminkan sebagai komitmen wajib pajak, karena tidak ada likuiditas yang mencukupi.


Selanjutnya, barang yang dijaminkan itu akan dilelang demi menutup kekurangan pembayaran beban pajak.


Nantinya, hasil lelang akan disampaikan kepada Agus Zamroni selaku wajib pajak, apakah sudah mencukupi untuk membayar pajak atau masih kurang.


“Pihak wajib pajak menyerahkan aset tersebut untuk jaminan. Selanjutnya ada proses penilaian dan lelang. Nanti akan kami sampaikan ke wajib pajak, hasil lelang apakah masih ada sisa atau belum terpenuhi,” tandasnya.


Menagih ke Jokowi


Sekitar akhir tahun 2022, Agus Zamroni pernah meminta Jokowi untuk menepati janji membeli 1.000 unit alsintan yang diproduksi perusahaannya.


Menurut cerita Agus, Jokowi memberikan apresiasi terhadap Zaaga, alsintan yang ia produksi, karena memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.


"Saat itu, beliau [Jokowi, red] mengatakan pemerintah akan membeli 60 ribu unit mesin, termasuk di dalam produk Zaaga yang sudah di e-catalog, beliau akan membeli semua produk Zaaga," kata Agus, Senin (28/11/2022), dilansir SuryaMalang.


Kala itu, Agus diminta untuk meningkatkan kapasitas produksi dan segera menyanggupinya, walaupun ada kendala perbankan.


"Saya penuhi permintaan tersebut. Pembuatannya 9 bulan, tahun 2016 barang sudah ready," lanjutnya.


Sayangnya, pada 2022 itu, dari pesanan Jokowi soal 1.000 unit alsintan jenis Combine Harvester merek Zaaga tersebut, hanya dibeli sebanyak 70 unit.


Itu pun dibeli secara berkala. Bahkan, terakhir dibeli pada 2020.


"70 unit dibeli secara berkala, terakhir tahun 2020 diambil oleh Kementan. Setelah itu, [perusahaan, red] tetap dikunjungi tapi tidak pernah dibeli," jelas Agus.


Ia pun mengungkap potensi kerugian jika alsintan produksinya tidak kunjung selesai dibeli.


Di e-catalog,  menurut Agus, Combine Harvester yang dibuat perusahaannya diberi banderol Rp102 juta per unit.


Sehingga, jika sisa unit tersebut tidak kunjung terjual, maka Agus akan merugi sekitar Rp30 miliar.


"Kita sudah berkali-kali bersurat, tapi tidak ada respons dan pembelian juga tidak dilakukan. Kita rugi cukup signifikan," jelasnya.


Agus lantas menyebut, dirinya masih percaya bahwa Jokowi akan menepati janji di sisa masa jabatannya sebagai Presiden RI.


Apalagi produksi Zaaga dibuat oleh anak-anak negeri asli Kabupaten Madiun.


"Saya tetap pegang kata Presiden, apalagi saat memesan itu masih menjabat presiden baru dan kepercayaannya masyarakat masih tinggi, sehingga apa yang dikatakan dalam kunjungan tersebut kita penuhi," terang Agus.


Agus menjelaskan mesin Combine Harvester digunakan untuk mempermudah petani dalam memanen padi.


Keunggulan mesin Combine Harvester milik Agus adalah ukurannya yang kecil sehingga bisa digunakan di lahan yang sempit, contohnya di lahan terasering di mana Combine Harvester yang besar tidak bisa masuk.


Keterangan tentang Zaaga di e-Catalog Sektoral Kementerian Pertanian RI


Dalam e-catalog Sektoral Kementerian Pertanian RI, mesin pemanen kombinasi atau Combine Harvester bermerek Zaaga terdiri atas dua jenis tipe yakni Inotech BN 120 AT dan BN 100 AT, yang sama-sama memakai mesin Kubota RD 110DI NB.


Adapun mesin ini juga memiliki sejumlah kelebihan, yakni:


1. Meminimalisir susut panen, meningkatkan keuntungan petani.

2. Lebih ringan, memudahkan petani dalam mengolah lahan pasca-panen.

3. Sangat cocok dipakai untuk panen di lahan terasering dan berlumpur.

4. Ketersediaan spare part (suku cadang) terjamin.


Sumber: Tribun

Komentar