Meskipun mata uang tersebut masih dalam proses, Sullivan mengatakan bahwa BRICS memiliki kekuatan untuk menggulingkan dominasi dolar AS bahkan tanpa BRICS .
“Negara-negara BRICS tidak perlu menunggu sampai mata uang perdagangan bersama sebelum mereka mengayunkan dampak ekonomi mereka yang semakin besar terhadap dolar," kata Sullivan.
"Negara-negara BRICS bahkan tidak perlu memiliki mata uang perdagangan bersama untuk mengambil alih kekuasaan King Dollar," ujarnya.
"Jika BRICS meminta Anda membayar setiap anggota dalam mata uang nasional masing-masing untuk berdagang dengan salah satu dari mereka, peran dolar dalam perekonomian dunia akan turun," lanjut Sullivan, seraya mencatat bahwa ketika hal itu terjadi berbagai mata uang akan memperoleh keuntungan.
Ekonom tersebut mencatat bahwa, secara umum dunia saat ini sudah lebih matang untuk melakukan de-dolarisasi dibandingkan enam bulan yang lalu karena "pergeseran tektonik" dalam perekonomian China dan di Washington.
Sullivan percaya bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok baru-baru ini berarti BRICS yang lebih seimbang, dan lebih dapat dipercaya untuk melayani kepentingan bersama dibandingkan kepentingan China yang mendominasi.
Sementara itu, ia juga mencatat bahwa ada skeptisisme yang berkembang mengenai seberapa dekat hegemoni dolar dengan kepentingan nasional AS di Washington sendiri.
“Rumor mengenai matinya dolar sebagai cadangan global mungkin telah dibesar-besarkan menjelang pertemuan puncak bulan Agustus (negara-negara BRICS di Johannesburg). Namun kali ini, rumor kematiannya mungkin tidak berlebihan,” tutup Sullivan.
Sumber: rmol
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang