Minyak jelantah, khususnya yang memiliki ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) pun menjadi standar baru penerimaan produk tersebut di pasar Eropa dan AS.
Baca Juga: Program Transisi Energi PLN Dapat Dukungan Green Loan Perbankan Rp12 Triliun
Pasalnya, greenfuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai emisi net karbon sangat rendah yang berasal dari implementasi prinsip ekonomi sirkular yaitu from waste to energy.
Aspek ketertelusuran pun menjadi prasyarat karena pembeli membutuhkan jaminan asal usul minyak jelantah harus betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah alih-alih dari campuran minyak segar atau minyak-minyak lain dan/atau berasal dari sumber minyak jelantah yang ilegal.
Adapun Simijel merupakan platform digital berbasis data geotag location yang dikembangkan Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) dengan PT. Incore System Solutions untuk ketertelusuran/traceability atas rantai pasok pengumpulan minyak jelantah.
Baca Juga: Salman El Farisiy Direktur Garuda Indonesia Meninggal Dunia di Usia 42 Tahun
Putu juga meresmikan proses integrasi data antarplatform digital Simijel dengan Veriflux, penyedia platform teknologi informasi asal AS yang mengelola basis data rantai pasok, termasuk pengumpulan minyak jelantah di AS.
Veriflux didukung oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA) untuk menjamin ketertelusuran minyak jelantah hanya digunakan sebagai bahan baku industri greenfuel dan tidak disalahgunakan pada kegiatan food recycling.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sawitku.id
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang