Baca Juga: The Weeknd Menyumbangkan 2,5 Juta Dollar kepada Program Pangan Dunia PBB Untuk Bantuan ke Gaza
Tentunya, dari pihak Kadin ada upaya nyata untuk memproduksi jagung. Kadin sendiri menerapkan satu model yang menyediakan berbagai sarana produksi salah satunya bioteknologi.
"Jadi di dalam satu kawasan bibit atau benih dari jagung itu ada pupuk, lahan, kemudian hasilnya itu sudah ada yang menyerap. Dengan tingkat harga yang menguntungkan maka dengan cara itu tentu produksi bisa jadi stabil," jelasnya.
Langkah ini sudah diterapkan di beberapa daerah salah satunya di Bima, NTB. Di wilayah Bima pendapatan sudah meningkat sekitar 30 persen.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Begini Kondisi Pangan di Indonesia
"Kalau untuk jagung sudah ada ditanam di daerah NTB di Bima, itu bisa meningkatkan pendapatan sekitar 30 persen. Jadi itu didapatkan dari penurunan biaya produksi bioteknologi," tegasnya.
Kemudian, Hermanto berkata ini baru bioteknologi sederhana. Tapi ini masih langkah awal, jadi memang harus mencari teknologi tepat guna meningkatkan produktifitas dan menurunkan cost.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: wowindonesia.id
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”