Tren penurunan ekspor sebetulnya sudah terjadi sejak 2020 dengan tujuan ekspor utama yakni China, India, Uni Eropa, Pakistan dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Anies Baswedan : Lahan Negara Dikuasai Korporasi Sawit, Petani Menjerit
Fadhil memaparkan produksi kelapa sawit Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2005.
“Periode 2005-2010 terjadi penurunan produksi sebesar 10% , lalu 2010-2015 turun 7,4%, kemudian periode 2015-2020 turun 3,2% dan seterusnya stagnan.” ungkap Fadhil.
Global Research analyst, Thomas Mielke menjelaskan, penurunan produksi kelapa sawit memberikan pengaruh signifikan di pasar global ditengah semakin meningkatnya konsumsi dunia.
Menurut Mielke, Industri kelapa sawit Indonesia tetap akan mendominasi pasar minyak nabati global yang menguasai 32% produksk minyak nabati dan 53% ekspor di pasar global di tahun 2024.
“Peningkatan produksi kelapa sawit dalam setahun hanya sekitar 1,7 juta ton atau bahkan kurang. Jumlah ini jauh lebih rendah dari biasanya yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir sejak 2020 yakni 2,9 juta ton”. Jelasnya.
Penurunan produksi utamanya dikarena turunnya produksi sawit Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sawitku.id
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang