Karena itu, bagi Sazali, pemerintah selama 10 tahun terakhir telah memperkuat pondasi pertanian menjadi lebih modern. Dia berharap, pembangunan pertanian mendapat dukungan yang lebih kuat dari semua pihak.
"Mekanisasi itu menghemat biaya produksi dan juga mampu menekan losses," katanya.
Baca Juga: Pelukis Kesayangan Soekarno, Amrus Natalsya Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun
Diketahui, penggunaan mekanisasi mampu meningkatkan luas lahan yang menyempit akibat konversi yang setiap tahunnya mencapai 110.000 hektare. Mekanisasi juga membuat usaha tani lebih efisien karena mampu menurunkan losses.
Untuk diketahui, potensi industri alat dan mesin pertanian di Indonesia cukuplah besar. Saat ini jumlah industri berskala besar mencapai 3 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 955.550. Sedangkan untuk kapasitas perusahan menengah mencapai 30 dengan kapasitas produksi 135.000. Adapun untuk skala kecil atau bengkel alsintan mencapai 1063 dengan kapasitas produksi 15.000.
Sementara untuk jenis alsintan yang diproduksi meliputi engine, traktor, dryer, combane harvester, pompa air, mesin pengering, threster dan pemipih jagung.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) juga sudah mendistribusikan bantuan mekanisasi sejak 2015 hingga 2021. Untuk bantuan traktor roda empat mencapai 13.878, traktor roda dua 152.779, pompa air 121.574, rice transplanter 20.653 dan hand spayer mencapai 167.142.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang