BISNIS PEKANBARU - Indeks PMI Manufaktur Indonesia mengalahkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, menurut perusahaan analisis bisnis S&P Global.
Seperti namanya, indeks ini menggambarkan kinerja manufaktur suatu negara berdasarkan pesanan baru, output, lapangan kerja, waktu pengiriman pemasok, dan stok pembelian.
PMI manufaktur Indonesia naik dari 52,2 pada Desember 2023 menjadi 52,9 pada bulan berikutnya.
Indeks PMI Manufaktur adalah indikator ekonomi yang mencerminkan keyakinan para manajer bisnis di sektor manufaktur, sehingga berdampak di pasar saham dan pasar forex.
Hal ini menandai ekspansi sektor manufaktur Indonesia selama 29 bulan berturut-turut, yang ditandai dengan angka di atas 50.
PMI manufaktur Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya yang PMI-nya dipublikasikan selama ini.
Meskipun sektor manufaktur Filipina tumbuh lebih lambat sebesar 50,9 pada bulan Januari, negara ini masih menjadi negara dengan kinerja terbaik kedua di ASEAN. Disusul Vietnam (50,3), Malaysia (49,0), dan Thailand (46,7).
PMI manufaktur Myanmar yang dilanda konflik meningkat dari 45,1 pada bulan Desember menjadi 46,7 pada bulan Januari, sehingga menunjukkan bahwa sektor negara tersebut masih mengalami kontraksi.
Saat artikel ini ditulis, S&P Global belum menerbitkan data bulan Januari untuk anggota lain di blok Asia Tenggara.
Meskipun demikian, sektor manufaktur ASEAN tumbuh sebesar 50,3 poin pada bulan Januari, naik dari 49,7 poin pada bulan sebelumnya.
Ini adalah pertama kalinya ASEAN melewati ambang batas netral 50,0 dalam lima bulan.
Menurut S&P Global, data bulan Januari menunjukkan bahwa Indonesia menikmati pertumbuhan produksi tercepat dalam dua tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh kenaikan pesanan baru yang lebih cepat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
MIRIS! 10 Tahun Dipimpin, Bank Dunia Mencatat Warisan Terbesar Era Jokowi: 172 Juta Orang Indonesia Hidup Miskin
Tuai Pro Kontra! Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Usul Program Sumbat Sperma Suami Jadi Syarat Penerima Bansos
Yayasan yang Garap Proyek Makan Bergizi Gratis Dikuasai Keluarga dan Pendukung Prabowo
BKPM Ungkap Adanya Investasi yang Meleset Rp1.500 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi