NARASIBARU.COM - Kisruh BBM oplosan yang menyeret nama Pertamina masih menjadi perbincangan hangat di media sosial khususnya X.
Terbaru, netizen membandingkan harga Pertamax di Malaysia dan Indonesia yang justru berbeda jauh.
Dalam cuitan yang diunggah oleh akun @BebySoSweet, nampak harga jual satu liter Pertamax di Malaysia yang berada pada kisaran harga Rp 7.800 per liter.
Harga yang tergolong murah meriah ini rupanya berhasil mendatangkan keuntungan bagi negara sebesar Rp 280 triliun. Kondisi berbeda nampak pada penjualan Pertamax di Indonesia.
Untuk satu liternya, Pertamax di Indonesia dijual dengan harga Rp 12.900.
Berdasarkan kasus yang tengah panas, harga jual yang mahal ini justru membuat negara mengalami kerugian senilai Rp 968 triliun.
Angka kerugian yang dialami oleh Indonesia ini rupanya diakibatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan tindakan korupsi.
Mencuri perhatian di laman X, cuitan mengenai perbandingan harga jual Pertamax di Malaysia dan Indonesia beserta angka keuntungan dan kerugiannya ini lalu mendapat berbagai komentar dari netizen.
"Emang konoha paling beda dah" balas netizen.
"Kadang gue malu kalau bertamu ke negeri tetangga, level kerjaan sama gajinya malah lebih jauh dari mereka. Bisa dibilang sisi finansial mereka jauh lebih mapan. Coba tengok, negeriku cukup mapan untuk korupsinya bukan mensejahterahkan WNI-nya" komentar akun lainnya.
"Gimana mau untung yang didalam isinya tikus semua sampai kapanpun gak bakal untung kecuali semunya pada dibuntungin tangannya" ungkap netizen.
"Keren Indonesia, darurat korupsi" tulis akun lainnya.
👇👇
😎 pic.twitter.com/VYk1EsQl25
— Beby Sweet (@BebySoSweet) March 3, 2025
Sumber: Suara
Artikel Terkait
MIRIS! 10 Tahun Dipimpin, Bank Dunia Mencatat Warisan Terbesar Era Jokowi: 172 Juta Orang Indonesia Hidup Miskin
Tuai Pro Kontra! Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Usul Program Sumbat Sperma Suami Jadi Syarat Penerima Bansos
Yayasan yang Garap Proyek Makan Bergizi Gratis Dikuasai Keluarga dan Pendukung Prabowo
BKPM Ungkap Adanya Investasi yang Meleset Rp1.500 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi