Pelanggan Prostitusi di IKN Ternyata Pekerja Proyek: Faktor Jauh dari Keluarga, Michat jadi Solusi

- Senin, 07 Juli 2025 | 21:55 WIB
Pelanggan Prostitusi di IKN Ternyata Pekerja Proyek: Faktor Jauh dari Keluarga, Michat jadi Solusi


NARASIBARU.COM
- Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menyebut pekerja seks komersial (PSK) menjamur di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak 2 tahun lalu. Yakni saat pembangunan IKN sedang digencarkan pada 2023.

"Ini 2 tahun terakhir. Dalam proses pembangunan, finishing, di situ mulai-mulainya. 2 tahun terakhir," kata Rahmadi pada Senin (7/7). 

Ia menambahkan, kebutuhan akan PSK muncul ketika para pelanggan merasa jauh dari keluarga. Kemudian mereka yang bekerja di sana mencari kebutuhan biologis via aplikasi Michat.

"Kadang-kadang yang kami dapatkan informasi dari yang laki-laki ini, karena faktor jauh dari keluargalah ya, begitulah kalau sudah bicara biologis. Artinya mereka pasti mencari tempat hiburan malamlah," jelas dia.

"Praktik yang online banyak pakai aplikasi MiChat," tuturnya. 

Selain online, prostitusi offline juga muncul. Yakni berkedok warung kopi pangku. 

Jadi, para PSK tersebut memang mencantumkan jasanya lewat aplikasi tersebut. Tarifnya beragam, dari Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu. 

Uang tersebut juga yang akan digunakan untuk menyewa kamar dengan biaya Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu.

"Nah, dengan sistemnya mereka itu bayar di tempat. Kodenya setelah masuk room, itu langsung bayar," jelas dia.

Kata dia, mereka bekerja inisiatif sendiri atau tidak ada muncikari yang mengatur. Sehingga tidak bisa dipidana, dan mendapatkan sanksi lain yakni diusir.

"Kami berikan waktu 2 hari, mereka harus keluar dari domisili Penajam Paser Utara," tutupnya.

Sumber: kumparan

Komentar