Komplotan ini bukan sekadar bermain, tapi memanfaatkan celah sistem di situs judi online.
Mereka membuat akun-akun baru setiap hari agar mendapat promosi seperti cash back dan peluang menang yang lebih besar.
Dengan strategi itu, para pelaku bisa menguras uang dari bandar. Menurut polisi, mereka mengatur sedemikian rupa agar akun baru selalu unggul di permainan awal.
"Para tersangka bermain judi online secara terorganisir dengan memanfaatkan promo situs judi, menggunakan beberapa akun dan perangkat komputer," ungkap AKBP Slamet Riyanto, Kasubdit V Cyber Ditreskrimsus Polda DIY dikutip dari Radar Jogja (Grup Radar Sampit).
Penyanyi Kondang Kunto Aji: Yang Dirugikan Bandar, Yang Lapor Siapa?
Penangkapan ini mengundang reaksi luas dari netizen. Penyanyi Kunto Aji bahkan ikut bersuara lewat akun Threads miliknya, Minggu (3/8/2025).
"Cuma nanya ini kan yang dirugiin bandar ya? Yang lapor siapa?" tulis Kunto Aji yang dikutip JawaPos.com, Senin (4/8/2025).
Komentar itu pun ramai didukung warganet lainnya.
"Makanya aku heran sama kasus ini. Kalau main judol ilegal ya seharusnya sudah banyak yg ditangkap oleh kepolisian. Kalau dilihat mereka bermain judol dan mengelabui sistem judol. Ya yang mana bandar judolnya yg lebih salah secara hukum Harusnya yg ditangkap bandarnya bukan pemainnya. Polisi di Indonesia ini memang gak faham hukum banyak," tulis akun @ariefs*****.
"Ini semacam 'polisi menangkap pengedar narkoba palsu'," sindir @susanto*****.
"Polda DIY lawak emang, ngatasin klitih aja gak becus," kata @iyandris.
Meski begitu, Kunto Aji mengingatkan publik agar tidak tergoda bermain judi online.
"Stop main judi aja sih kalau kataku, uang panas juga hasilnya," katanya.
Artikel Terkait
Gaya Hidup Sosialita Ala Menteri Pariwisata, Diduga Minta Air Galon untuk Mandi Setiap Kunjungan ke Daerah
Profil Kompol Anggraini Putri, Polwan yang Diduga Terlibat Perselingkuhan dengan Irjen Khrisna Murti
Nasib Pilu Produsen Alsintan: Janji Dibeli 1.000 Unit oleh Jokowi Tak Ditepati, Kini Merugi dan Kena Beban Pajak pula
Kejanggalan Data Gibran di Situs KPU, dari ‘Pendidikan Terakhir’, Tak Bisa Diakses, hingga Berubah Jadi S1