"Yang bersangkutan [Aipda M] menerima uang sejumlah Rp 612 juta. Ini menipu pelaku-pelaku ini yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bisa mengurus agar tidak dilanjutkan kasusnya," tutur Hengki.
Sementara oknum Imigrasi yang terlibat kasus ini berinisial AH alias A. Dia ditangkap pada 19 Juli 2023 di Bali.
Peran AH ialah membantu meloloskan pendonor saat pemeriksaan di bandara Ngurah Rai, Bali. Dia mendapatkan uang dari tersangka Septian hingga Rp 3,5 juta per kepala yang berhasil diberangkatkan ke Kamboja untuk menjual ginjalnya.
"Dalam fakta yang kami temukan, fakta hukum, yang bersangkutan menerima uang sejumlah Rp 3.200.000 sampai dengan Rp 3.500.000 per kepala dari pendonor-pendonor yang diberangkatkan dari Bali," jelas Hengki.
Atas perbuatannya, AH dijerat Pasal 8 ayat (1) UU TPPO. Sedangkan Aipda M dijerat dengan Pasal 22 UU TPPO jo. Pasal 221 ayat (1) ke 1 KUHP.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Mau ke Bandara, Wanita dari Depok Diperkosa Sopir Taksi Online di Bahu Tol
Saat Dua Raja Keraton Surakarta Salat Jumat Bareng di Masjid Agung tapi tak Saling Sapa
Pria Bandung Bobol Situs Kripto asal Inggris hingga Raup Rp6,6 Miliar, Begini Modusnya
Kakaknya Dituding Autis, Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Buat Sayembara 10.000 Dolar Buat Cari Pelaku