Israel Akui Serangan Drone Iran Semakin Brutal Hingga Mampu Menembus Wilayah Udara Mereka

- Jumat, 20 Juni 2025 | 15:20 WIB
Israel Akui Serangan Drone Iran Semakin Brutal Hingga Mampu Menembus Wilayah Udara Mereka



NARASIBARU.COM  -- Militer Israel pada Kamis (19/6) mengakui bahwa sejumlah serangan yang dilancarkan oleh Iran telah berhasil menjebol wilayah udara mereka.

Pengakuan ini disampaikan oleh juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, di tengah eskalasi konflik yang terus memanas antara kedua negara.

Deteksi dan Penetrasi Pesawat Nirawak

Brigjen Defrin menjelaskan bahwa sistem pertahanan Israel telah mendeteksi lebih dari 480 pesawat nirawak (drone) yang menyerang wilayah Israel.


Meskipun puluhan di antaranya, lebih dari 80 unit, berhasil dilumpuhkan sejak awal operasi, Defrin mengakui adanya beberapa drone yang mampu menembus pertahanan berlapis Israel dan mencapai target di dalam wilayah mereka.

Insiden penetrasi ini memicu sirene serangan udara di berbagai wilayah, termasuk di Israel utara dan kota-kota besar seperti Nazareth serta Tel Aviv, mendorong jutaan warga untuk berlindung di tempat-tempat aman .

Serangan Iran pada Kamis (19/6) juga dilaporkan menyebabkan korban luka dan kerusakan di wilayah tengah dan selatan Israel, termasuk Tel Aviv dan Be'er Sheva .

Pusat Medis Soroka di Beersheba, Israel selatan, menjadi salah satu sasaran serangan rudal Iran pada hari yang sama .

Latar Belakang Konflik dan Balasan Serangan

Konflik bersenjata skala besar antara Israel dan Iran meletus sejak dini hari 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan "Operasi Singa Bangkit" yang menargetkan fasilitas nuklir, instalasi militer, dan kediaman pribadi pejabat tinggi di Iran .


Serangan Israel ini dilaporkan telah menewaskan 585 orang di Iran per 18 Juni 2025, termasuk warga sipil dan personel keamanan, serta melukai sekitar 1.800 warga Iran .

Sebagai balasan, Iran melancarkan "Operasi True Promise III" pada 16 Juni 2025, dengan meluncurkan lebih dari 350 rudal dan drone dari berbagai wilayah Iran menuju fasilitas militer Israel di Negev, Haifa, dan dataran Tiberias .


Serangan balasan ini menandai pertama kalinya Iran secara resmi menyerang Israel secara langsung, bukan melalui proksi .

Efektivitas Pertahanan Udara Israel

Israel dikenal memiliki salah satu sistem pertahanan udara paling canggih di dunia, termasuk Iron Dome untuk rudal pendek dan menengah, serta David's Sling dan Arrow untuk rudal jarak menengah dan jauh, yang dirancang untuk memberikan perlindungan multilapis .

Sistem-sistem ini telah berhasil mencegat mayoritas serangan Iran. Sebagai contoh, dari sekitar 270 rudal yang diluncurkan Iran dalam serangan sebelumnya, hanya sekitar 22 yang berhasil menembus pertahanan Israel dan menyebabkan kerusakan atau korban .


Namun, pengakuan militer Israel pada 19 Juni 2025 menggarisbawahi bahwa meskipun canggih, sistem pertahanan tersebut tidak sepenuhnya kebal terhadap volume dan jenis serangan yang diluncurkan Iran.

Penetrasi wilayah udara, meskipun terbatas, memiliki dampak simbolis yang kuat dan menunjukkan kemampuan Iran untuk merespons dan memberikan tekanan pada Israel .

Dampak dan Korban

Hingga 17 Juni 2025, jumlah korban tewas di Israel dilaporkan sekitar 18 hingga 24 orang, dengan antara 140 hingga 200 orang terluka akibat serangan Iran .

Sementara itu, Iran mengalami jumlah korban yang jauh lebih tinggi akibat serangan Israel, yang salah satunya disebabkan oleh perbedaan teknologi pertahanan udara kedua negara .

Kerusakan infrastruktur juga dilaporkan terjadi di kedua belah pihak akibat saling serang yang terus berlangsung setiap hari .

Pengakuan Israel atas penetrasi wilayah udaranya oleh drone Iran ini menambah kompleksitas dinamika konflik yang sedang berlangsung dan menunjukkan bahwa meskipun Israel memiliki pertahanan yang kuat, Iran tetap mampu melancarkan serangan yang berdampak

Sumber: Wartakota 

Komentar