Malam pengajian akbar Habib Rizieq Shihab di Desa Ambowetan, Pemalang, Jawa Tengah yang seharusnya berlangsung khidmat, berubah menjadi arena pertempuran dalam 15 menit yang penuh teror.
Bentrokan antara massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah atau PWI-LS meninggalkan luka dan pemandangan yang mencekam.
Berikut adalah 5 momen kunci yang merangkum bagaimana malam itu berubah menjadi chaos yang berdasarkan kesaksian di lapangan.
1. Pukul 22.15 WIB, di Jembatan Comal
Semua ketegangan berpusat di satu lokasi: Jembatan Comal Baru. Di sinilah api konflik pertama kali tersulut.
Kubu Penolak yakni ratusan massa PWI-LS, lengkap dengan ikat kepala dan spanduk, menjadikan jembatan ini sebagai basis mereka.
Tujuannya untuk menolak dan membubarkan pengajian Habib Rizieq Shihab.
Sementara laskar FPI membentuk barikade manusia yang solid. Mereka bertekad menjaga acara hingga tuntas dan menganggap setiap upaya gangguan sebagai serangan.
Udara di sekitar jembatan terasa berat, sarat dengan energi permusuhan yang hanya menunggu satu percikan untuk meledak.
2. Lemparan Batu Pertama yang memicu kekacauan massal
Perang verbal dengan cepat berubah menjadi perang fisik. Menurut seorang saksi mata, eskalasi terjadi begitu cepat.
"Awalnya hanya saling teriak, saling ejek," tutur seorang warga.
"Tapi kemudian ada yang mulai melempar, dari situlah semua jadi kacau," akunya.
Bagaikan komando, lemparan pertama menjadi sinyal dimulainya pertempuran terbuka.
Batu, botol air mineral, hingga potongan kayu beterbangan di udara, menciptakan "hujan batu" yang membahayakan semua orang di lokasi.
3. Aparat Terjepit: Barikade Jebol di Antara Dua Kubu
Sementara aparat gabungan TNI-Polri yang telah bersiaga sejak sore hari mendapatkan situasi tersulit.
Upaya mereka untuk menjadi penengah dan memisahkan kedua kubu tak mampu membendung amuk massa.
Petugas keamanan justru juga menjadi target lemparan dari kedua arah.
"Kami hanya berusaha memisahkan, tapi massa sudah gelap mata," ujar seorang petugas. Beberapa anggota polisi bahkan terlihat terluka dan harus dievakuasi oleh rekannya.
4. Warga Sipil Terancam: Jerit Takut di Tengah Kerumunan
Para pedagang dan jamaah yang tidak terlibat terpaksa berlarian mencari tempat aman.
Suara anak-anak yang menangis ketakutan terdengar di antara teriakan massa dan sirine aparat.
Malam itu, rasa aman warga lokal direnggut oleh fanatisme kelompok.
5. Jalanan Penuh Sisa Pertempuran
Setelah 15 menit yang terasa seperti selamanya, aparat akhirnya berhasil memukul mundur kedua kubu.
Namun, pemandangan yang tersisa adalah bukti bisu dari kekerasan yang baru saja terjadi.
Batu-batu berserakan di aspal, sandal-sandal putus tertinggal, dan bercak darah terlihat di beberapa titik.
Korban berjatuhan dihitung mencapai 15 orang, baik dari massa FPI, PWI-LS, maupun aparat keamanan, dilarikan ke rumah sakit.
Ceramah dan zikir memang akhirnya kembali terdengar dari panggung utama, namun suasananya terasa hampa, dibayangi oleh kebencian dan kekerasan.
Insiden ini menjadi pengingat pahit bahwa keyakinan yang seharusnya meneduhkan dapat menjadi pemantik api saat fanatisme mengambil alih akal sehat.
Sumber: suara
Foto: Habib Rizieq Shihab/Net
Artikel Terkait
Raffi Ahmad Kolaborasi dengan Haji Isam, Kode Proyek Gede? Warganet Heboh
Kapolri Dituntut Keluarkan SE Larang Polisi Tangkap Pemakai Narkoba
Eks Staf Nadiem Tersangka di Kejagung, KPK Usut Proyek Kuota Internet Gratis Kemendikbudristek
Ngaku Anak Kasat Narkoba, Pemuda di Deli Serdang Dibekuk Polisi