NARASIBARU.COM - Momen Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan pembekalan kepada peserta Program Pendidikan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan Program Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Tahun 2025 tengah menarik perhatian publik.
Saat itu, Gibran Rakabuming sempat mendapat pertanyaan mendalam dari seorang perwira tinggi TNI lulusan S3, yakni Laksamana Pertama Arif Badrudin mengenai strategi geopolitik Indonesia.
Namun Gibran memberi jawaban yang dinilai publik tidak nyambung dan mengelak dari substansi.
Momen tersebut terjadi ketika Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin, seorang peserta Lemhanas yang juga doktor di bidang model pelatihan kecerdasan buatan (AI), yang mengajukan pertanyaan sekaligus usulan strategis dalam sesi tanya jawab di Istana Wakil Presiden.
Arif membuka pertanyaannya dengan merujuk pada studi geopolitik yang dipelajarinya dan mengusulkan agar Indonesia dapat kembali memimpin di panggung dunia yang kian terpolarisasi.
"Pertama, kami belajar tentang geopolitik di Lemhanas pak. Kami berharap agar kepempimpinan geopolitik Indonesia ini bisa kembali memimpin di dunia yang sekarang ini terpolarisasi dengan memanfaatkan Danantara yang sekarang ini sudah dibentuk oleh Presiden RI dan nantinya akan menyiapkan anggaran cukup besar," kata Arif Badrudin dilansir dari akun Thread @bakinupdate.
Secara spesifik, Arif yang merupakan lulusan S3 di bidang AI menyarankan agar 20 persen investasi dari lembaga dana abadi Danantara dialokasikan ke negara-negara non-blok dalam bentuk teknologi AI.
"Kebetulan kami S3-nya tentang model pelatihan AI," tegas Arif.
Visinya tidak berhenti di situ, Arif Badrudin juga menyarankan agar generasi muda Indonsia diperkenalkan oleh AI dan Fintech.
"Sehingga kita bisa mempersiapkan generasi muda kita dilatih tentang AI dan fintech. Kemudian mereka membuka industri-industri start up di negara-negara non block tersebut dengan memanfaatkan Qris."
Arif juga memaparkan keberhasilan model pelatihan AI yang telah diterapkan oleh timnya terbukti mampu menghasilkan juara di tingkat nasional hingga dunia.
"Harapan kami kepempimpinan geopolitik Indonesia ini bisa diraih. Jaman dulu Presiden Soekarno tidak pakai uang bisa memimpin negara non block. Sekarang kami punya presiden, wakil presiden dan danantara jadi saya yakin kita bisa kembali memimpin non block," pungkas Arif.
Namun, jawaban Gibran Rakabuming atas usulan komprehensif yang menyangkut kebijakan luar negeri, teknologi, hingga pengembangan sumber daya manusia itu justru berfokus pada aspek administratif.
"Baik, sudah bertemu langsung CEO Danantara? Kapan ya pak? Tolong dijadwalkan dalam bulan ini atau bulan depan," ujar Gibran Rakabuming yang meminta Arif Badrudin menyampaikan sarannya itu langsung kepada CEO Danantara.
Anak sulung Joko Widodo ini pun meminta Arif Badrudin menyampaikan intinya saja kepada CEO Danantara nantinya.
"Nanti bisa disampaikan langsung ke CEO Danantara terkait itu tadi ya pak, yang jelas intinya apa," ujar Gibran.
Alih-alih membahas potensi strategi geopolitik yang disarankan, Gibran mengalihkan pembicaraan ke tantangan global secara umum dan diakhiri dengan permohonan doa untuk Presiden Prabowo Subianto yang sedang melakukan perjalanan kerja di luar negeri.
"Terkait geopolitik, ya memang tantangannya saat ini adalah geopolitik yang nggak menentu, climate chance, lalu perang dagang dan perang tarif. Jadi ini bapak ibu, saya mohon doa untuk Presiden yang sekarang ini sedang melakukan perjalanan ke luar negeri agar beliau diberi kesehatan," kata Gibran Rakabuming.
👉 Video di Akhir Artikel
Tanggapan Gibran Rakabuming tersebut sontak menjadi sorotan publik dan tak sedikit yang menilai lebih baik Agus Harimurti Yudhoyono dibandingkan dirinya.
"Kok bisa? Kok bisa terpilih? Itu pertanyaannya sekelas wapres kok bisa jawabannya nggak sebaik AHY sebagai menteri. Kok bisa?" Kata @indri***.
"Pertanyaannya apa, dijawab apa. Sul sul lanjut nyim*** gih," kata @cnc***.
"Kayak moderator nampung pertanyaan dan lempar ke yang lain untuk menjawab," kata @nurulis***.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Pecah Telur! Marinir Akhirnya Punya Jenderal Bintang 4, Sosoknya Dikenal Tegas
Kenapa Erika Putri Mendadak Viral Lagi? Skandal Video Blunder 8 Menit Terungkit
Suciwati Ungkap Pemerintah Tak Pernah Ajak Aktivis HAM dalam Susun Ulang Sejarah
Kelakuan Silfester Matutina di BUMN Diungkap Pegawai: Jarang Ngantor, Seringnya Rapat Virtual