Di Masa Damai Pascaperang Gaza, Netanyahu Malah Beri Ancaman ke Hamas Lagi

- Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:25 WIB
Di Masa Damai Pascaperang Gaza, Netanyahu Malah Beri Ancaman ke Hamas Lagi



NARASIBARU.COM  - Di masa damai pascaperang Gaza, Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan yang bisa membuat panas situasi.

Benjamin Netanyahu menyatakan harapan untuk mencapai fase perdamaian berikutnya dalam kesepakatan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Namun, ia secara tegas menggarisbawahi satu syarat mutlak yang harus dipenuhi Hamas, yakni pelucutan senjata dan demiliterisasi total.

Tanpa hal tersebut, Netanyahu memperingatkan, "semua kekacauan akan pecah".

Syarat yang digaungkan kembali oleh Netanyahu ini sejalan dengan kondisi yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mediator utama dalam kesepakatan damai tersebut.

"Pertama, Hamas harus menyerahkan senjatanya," kata Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan CBS Mornings.

"Dan kedua, Anda ingin memastikan bahwa tidak ada pabrik senjata di dalam Gaza. Tidak ada penyelundupan senjata ke Gaza. Itulah demiliterisasi," tegasnya.


Sementara Israel optimistis, kelompok militan Hamas menolak mentah-mentah persyaratan untuk menyerahkan persenjataannya.

Penolakan ini memicu peringatan keras dari Presiden Trump.

Trump mengancam, jika Hamas tidak melucuti senjata, "kami akan melucuti mereka".

"Dan itu akan terjadi dengan cepat dan mungkin dengan kekerasan," tegas Trump.


Hamas Kembalikan 4 Jenaza Sandera
Hamas kembali mengembalikan empat jenazah sandera lainnya pada Selasa (14/10/2025).

Pengembalian empat jenazah ini dilakukan Hamas setelah Israel menuduh kelompok tersebut tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.


Selain menuduh, Israel bahkan mengancam Hamas akan menghentikan bantuan ke Gaza.

Perselisihan mengenai jenazah 28 sandera menjadi krisis pertama dalam proses perdamaian.

Di antara para sandera yang meninggal dan jenazahnya belum dikembalikan adalah dua warga negara Amerika, Itay Chen dan Omer Neutra.

Dikutip Axios, Hamas berjanji untuk memulangkan ke-28 orang tersebut berdasarkan kesepakatan, tetapi menekankan selama negosiasi bahwa mereka tidak mengetahui lokasi pasti banyak dari mereka.

Kelompok tersebut mengatakan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan, dan mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk menemukan semuanya.

Pada hari Senin, Hamas memberi Israel empat jenazah melalui Palang Merah, lebih sedikit dari yang diperkirakan pejabat Israel.


Ketika terungkap bahwa Hamas tidak bermaksud mengembalikan jenazah tambahan pada hari Selasa, Israel mengklaim bahwa hal itu merupakan pelanggaran perjanjian dan mengancam akan menunda penerapan aspek penting lainnya dari kesepakatan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui keputusan untuk memblokir pembukaan kembali penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, dan mengurangi separuh jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza jika lebih banyak jenazah tidak dikembalikan.

Pihak Israel menekankan, melalui mediator Qatar dan Mesir, bahwa mereka melihat pengembalian jenazah sebagai bagian penting dari perjanjian.

Israel menuntut upaya maksimal dari Hamas untuk menemukan para jenazah.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan Hamas tampaknya baru menyadari betapa seriusnya Israel menanggapi masalah ini pada hari Selasa.

Pejabat tersebut mengklaim bahwa para pejabat Hamas kini menyadari bahwa Israel tahu lebih banyak daripada yang mereka duga tentang jumlah dan lokasi jenazah yang ditahan Hamas

Sumber: Tribunnews 

Komentar