Kronologi dan 5 Fakta Ibu Hamil yang Tewas Tragis di Hotel Palembang oleh Teman Prianya

- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 11:50 WIB
Kronologi dan 5 Fakta Ibu Hamil yang Tewas Tragis di Hotel Palembang oleh Teman Prianya

Sebuah tragedi memilukan terjadi di Kota Palembang. Seorang perempuan muda berinisial AP (25) ditemukan tewas di sebuah hotel kawasan Ilir Timur II, Palembang.

Yang membuat kasus ini semakin menyayat hati, korban ternyata sedang mengandung, dan pelaku pembunuhan diduga teman prianya sendiri yang baru dikenal lewat percakapan daring.

Berikut kronologi dan lima fakta lengkap di balik kasus yang mengguncang warga Palembang ini.

1. Bermula dari Chat Singkat di Media Sosial

Kasus ini berawal dari perkenalan korban dengan pelaku Febrianto (22) melalui grup media sosial. Dari hasil penyelidikan polisi, grup tersebut digunakan untuk transaksi “open BO” atau pertemuan berbayar.

Percakapan antara keduanya berlangsung cepat. Mereka sepakat untuk bertemu di Hotel Lendosis Palembang pada Jumat (10/10/2025), dengan kesepakatan tarif Rp300 ribu untuk dua kali hubungan intim.

Tidak ada yang tahu, pertemuan itu akan menjadi pertemuan terakhir dalam hidup korban.

 2. Masuk Hotel Tanpa Kecurigaan

Sekitar pukul 16.00 WIB, korban dan pelaku tiba di hotel dan check-in layaknya tamu biasa.
Rekaman CCTV memperlihatkan keduanya tampak tenang, bahkan sempat tertawa kecil saat masuk kamar.

Namun, hanya beberapa jam setelah itu, suasana berubah hening. Petugas hotel yang hendak membersihkan kamar menemukan korban sudah tak bernyawa, tergeletak di tempat tidur dalam posisi mengenaskan.

3. Penolakan Jadi Pemicu Amarah

Dalam pengakuannya kepada polisi, pelaku menyebut semula mereka sempat melakukan hubungan intim sekali.
Namun saat ia meminta untuk melakukannya lagi, korban menolak dengan alasan sudah lelah.

Penolakan itu membuat pelaku tersulut emosi. Ia merasa dirugikan karena sudah membayar untuk dua kali hubungan.

Pelaku kemudian menyumpal mulut korban dengan manset, mengikat tangan dengan jilbab, dan mencekik korban hingga tewas.

Sesudah korban tak bernapas, pelaku baru sadar apa yang telah ia lakukan.

4. Korban Sedang Hamil Saat Dibunuh

Hasil visum dari RS Bhayangkara Palembang menunjukkan fakta memilukan: korban sedang hamil beberapa minggu saat dibunuh.

Temuan ini menambah kesedihan keluarga korban yang tak menyangka AP akan pergi secepat ini.

“Dia datang dengan harapan, tapi pulang dalam kain kafan,” ujar salah satu kerabat korban dengan mata berkaca-kaca.


5. Pelarian Singkat dan Penangkapan Cepat

Setelah memastikan korban tewas, pelaku kabur dari hotel sambil membawa ponsel dan dompet korban.

Ia berpura-pura menerima telepon agar tidak menimbulkan kecurigaan. Namun, berkat rekaman CCTV dan jejak digital percakapan korban, polisi berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku kurang dari 48 jam setelah kejadian, di kawasan Sako, Palembang.

Kini pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Kasus ini bukan sekadar berita kriminal biasa, tapi cermin betapa mudahnya interaksi daring berubah menjadi ancaman nyata.

Dari chat singkat yang tampak sepele, dua nyawa melayang sekaligus — seorang perempuan dan janin yang belum sempat lahir.

Polisi mengimbau masyarakat, khususnya perempuan muda, untuk berhati-hati berinteraksi lewat media sosial dan selalu memastikan keselamatan sebelum bertemu dengan orang baru.

Tragedi di hotel Palembang ini menjadi pengingat pahit bahwa tidak semua perkenalan membawa kisah indah.

Kadang, di balik layar ponsel yang tampak hangat, tersimpan niat yang bisa mengakhiri hidup seseorang.
Dan sore itu, di kamar hotel yang kini sunyi, sebuah percakapan berakhir menjadi jeratan maut.

Sumber: suara
Foto: Kolase Anti Pupita Sari dan Febrianto/Net

Komentar