Meski tak terlihat dari Bumi, sejumlah wahana antariksa mengambil posisi strategis untuk memantau komet antarbintang ini:
- Misi Mars: Pesawat antariksa di sekitar Mars mendapatkan pandangan paling jelas, termasuk saat komet paling dekat dengan Planet Merah pada 3 Oktober 2025.
- Misi Lainnya: Wahana seperti Misi Psyche NASA dan Misi Lucy turut berkontribusi dalam pengamatan perihelion.
- JUICE ESA: Pesawat penjelajah Jupiter Icy Moons Explorer milik Badan Antariksa Eropa berada pada posisi terdekat, meski data pengamatannya baru akan dikirim ke Bumi pada Februari 2026.
Komet 3I/ATLAS diperkirakan baru akan muncul kembali di langit Bumi pada akhir November atau awal Desember 2025.
Mengungkap Komposisi Kimiawi Sistem Bintang Kuno
Para ilmuwan sangat antusias mempelajari komposisi kimia 3I/ATLAS saat perihelion. Gas dan debu yang dilepaskan berfungsi sebagai jendela untuk memahami komposisi asal komet ini.
Temuan awal mengungkapkan komposisi unik 3I/ATLAS dengan kadar karbon dioksida dan nikel yang lebih tinggi dibandingkan komet lokal tata surya kita. Perbedaan kimiawi ini mengungkap komposisi awan molekuler gas yang membentuk sistem bintang asalnya lebih dari tujuh miliar tahun lalu.
Pengamatan perihelion diharapkan dapat mengungkap molekul tambahan, termasuk potensi peningkatan emisi zat besi dari komet. Perbandingan kimia ini penting untuk membandingkan komposisi tata surya kita dengan rumah asli 3I/ATLAS.
Ketika komet ini akhirnya muncul kembali dari balik Matahari, teleskop canggih seperti Hubble dan James Webb telah bersiap menjadikannya target pengamatan utama untuk penelitian lebih lanjut.
Artikel Terkait
Prabowo di Kongres Projo 2025: Analisis Dampak Politik dan Relevansi Organisasi Pendukung
Torpedo Nuklir Poseidon Rusia: Daya Ledak 100 Megaton, Klaim Bisa Lumpuhkan AS
Andre Taulany & Natasha Rizky Dijodohkan Netizen, Ternyata Ini Pemicu yang Bikin Heboh!
Adi Gunawan Bantah Keras Video OYO, Ini Faktanya yang Bikin Heboh!