Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik).
Wajar seorang presiden menghindari kelompok yang mengkultuskan pribadi. Maka hal legitimasi yang "luar biasa" jika Presiden Prabowo mau menghadiri acara Projo bagi Projo (Pro Jokowi) dan tentunya Jokowi bisa "suprlus politik sehingga bisa bertambah besar kepalanya."
Hal ketidakhadiran Presiden menunjukan terdapat ada ( banyak ) penilaian pribadi Presiden Prabowo yang minus kepada kepribadian model kepemimpinan atau karakteristik dari sisi wawasan kebangsaan atau nasionalisme seorang figur Jokowi
Namun entah ewuh pakewuh atau dalam konteks flag fake Dasco hadir kemarin sabtu (1/11/2025) pada agenda Kongres Projo, namun "sounding yang publis keluar, Dasco hanya mewakil Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, atau sebagai Dasco selaku Ketua Harian Partai Gerindra“.
Sehingga Kehadiran Dasco dalam kongres Projo tidak memiliki bobot kenegaraan baik sebagai representasi Prabowo sebagai Presiden RI juga pastinya bukan sebagai Dasco yang menjabat Wakil Ketua DPR RI mewakili Puan selaku Ketua DPR RI. Melainkan, kehadiran Dasco bisa diklaim oleh Prabowo dan seluruh kader Gerindra sebatas politik praktis partai Gerindra.
Istilah flag fake sendiri berasal dari taktik bajak laut abad ke-16 yang menggunakan bendera musuh untuk menipu kapal dagang agar mendekat, lalu menyerangnya. Dalam konteks modern, operasi "bendera palsu" bisa berupa serangan militer atau siber untuk menciptakan alasan pembenaran dan menghindari pembalasan atau kritik publik.
Namun dalam kongres Projo ini, jelasnya yang mendekati adalah Projo dengan cara mengundang kepada Presiden Prabowo, sehingga dari sisi realistis politik kekusaan flag fake dimainkan oleh Projo. Namun berbalas flag fake pula oleh Presiden Prabowo. (*)
Artikel Terkait
Ahmad Sahroni Sindir Penjarah Rumahnya: Boro-Boro Bayar Pajak, Pasti Nunggu Sembako
Terungkap Motif Oknum Polisi Bunuh Dosen IAK Bungo, Dipicu Masalah Asmara
Fakta Dugaan Perselingkuhan Hamish Daud dan Sabrina Alatas Usai Terbongkar Folder Rumah Masa Depan di Pinterest
Adili Pelaku Korupsi Woosh dan Garuda