"Jika risiko itu terjadi, misal terjadi kecelakaan kerja, maka akan menjadikan pekerja menjadi miskin karena dia akan mengeluarkan biaya. Tapi jika di-cover BPJamsostek, maka tidak masalah. Demikian juga ketika risiko yang pasti, misal pensiun, maka ada jaminan pensiun," ujarnya, dihubungi kumparan.
kumparan mewawancarai beberapa pekerja informal, mulai dari pelaku UMKM hingga ilustrator/desain grafis yang bekerja lepas. Responsnya beragam, ada yang mengatakan butuh ada yang menilai belum memerlukan.
Adapun biaya iuran BPU di BPJamsostek berbeda tergantung penghasilan mereka per bulan. Sebagai contoh untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), iuran paling murah adalah Rp 10.000 per bulan untuk penghasilan sampai Rp 1.099.000. Sementara iuran tertinggi adalah Rp 207.000 per bulan untuk kategori penghasilan di atas Rp 20.200.000.
Seorang pelaku UMKM, Rafi, mengatakan sebenarnya BPJamsostek tidak terlalu dibutuhkan oleh pekerja informal sepertinya. Menurutnya, sosialisasi BPJamsostek untuk pekerja informal di Indonesia saat ini sangat kurang.
"Karena struktur usaha informal rata-rata sederhana, dan menurut saya kurangnya wawasan terkait BPJS Ketenagakerjaan. Kurangnya sosialisasi, itu menurut saya poin utamanya," ujarnya.
Sementara itu menurut Julian, seorang pekerja lepas ilustrator/desain grafis menilai perlindungan BPJamsostek bagi profesinya saat ini tergantung dari pemasukannya.
"Saya menganggap ini penting enggak penting. Karena kita juga bisa mengatur keuangan sendiri dari tabungan dan dana-dana yang kita dapat dari hasil kerja freelance kita, itu pun freelance enggak cuma satu client biasanya. Kalau client-nya ada beberapa, sumber pendapatan juga otomatis ada dari yang lainnya," kata dia.
Sumber: kumparan.com
Artikel Terkait
Polisi Tentukan Nasib Roy Suryo Cs Hari Ini, Kubu Jokowi: Serahkan ke Hukum yang Berlaku
Purbaya, Suara Tenang di Tengah Riuh
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Alami Pelecehan Saat Blusukan: Dada Diraba dan Nyaris Dicium Pria di Jalan
Deklarasi Pangeran Purbaya Jadi Raja Solo Picu Polemik, Kubu Maha Menteri Tedjowulan Keberatan