Menghentikan Proyek "Food Estate" Indonesia

- Senin, 15 Mei 2023 | 17:30 WIB
Menghentikan Proyek

Mengelola proyek sebesar ini dengan efektif memiliki tantangan yang berat karena membutuhkan pembangunan infrastruktur jalan, pengairan, pergudangan, serta sarana dan prasarana lainnya.

Nilai investasi untuk pembangunan ini tentu tidak sedikit. Bahkan, Kementerian Pertahanan sudah menyampaikan bahwa alokasi dana untuk kebutuhan investasi ini tidak tersedia di APBN.

Tidak efektifnya program

Kebutuhan pangan nasional bukan hanya perkara pembukaan lahan pertanian baru. Hal yang sama krusialnya adalah meningkatan kualitas praktik pertanian pada lahan yang sudah ada dengan memastikan ketersedian sarana produksi yang lebih baik.

Petani di lumbung padi di Pulau Jawa yang memiliki produktifitas jauh di atas lahan baru masih memiliki hambatan dalam mengakses alat dan mesin pertanian (Alsintan), efisiensi dan mekanisasi petani Indonesia masih jauh di bawah negara lain yang bahkan dibandingkan Thailand dan Vietnam.

Selain itu, petani juga masih menghadapi kesulitan akibat tingginya harga pupuk dan bibit yang bahkan seringkali langka di pasaran.

Tanpa perbaikan yang signifikan untuk pertanian di area yang sudah berproduksi, harapan akan terpenuhinya kebutuhan pangan nasional masih akan jauh dari yang diharapkan.

Kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan menjadi permasalahan yang serius dan merugikan semua orang. Penggundulan hutan, erosi, menipisnya sumber air, dan hilangnya keanekaragaman hayati adalah isu yang selalu mengikuti proyek food estate.

Permasalahan lingkungan ini perlu dipertimbangkan dengan lebih baik dan harus memiliki porsi lebih besar dalam setiap pengambilan keputusan.

Efek sosial

Terdapat kekhawatiran akan adanya dampak sosial yang buruk dari program food estate. Program tersebut melibatkan pengembangan daerah pedesaan dan menimbulkan kekhawatiran akan tergusurnya masyarakat setempat, terutama masyarakat adat tradisional yang menggantungkan penghidupan pada alam.

Selain itu, ada pula kekhawatiran bahwa program tersebut hanya akan menguntungkan perusahaan agribisnis besar dengan mengorbankan petani skala kecil yang tidak memiliki sumber daya untuk bersaing.

Kesimpulannya, program food estate yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia merupakan upaya signifikan yang bertujuan mengatasi tantangan ketahanan pangan negara.

Meskipun niat program ini mulia, ada kekhawatiran tentang kelayakan, keefektifan, dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan masalah ini saat merencanakan dan melaksanakan program.

Pendekatan yang lebih komprehensif yang mencakup peningkatan praktik pertanian yang ada dan mendukung petani skala kecil mungkin merupakan cara yang lebih baik untuk mencapai ketahanan pangan di Indonesia.

*LPDP Awardee di University of Queensland Australia

Dosen Agroekoteknologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sumber: nasional.kompas.com


Halaman:

Komentar