"Saya besar di DI Yogyakarta. Di sana (Yogyakarta), enggak seperti di sini (DKI Jakarta). Penggunaan bahasa Inggris jarang di sana (Yogyakarta)," jelas Anies.
Untuk mengatasi masalah bahasa tersebut Anies mempunyai jurus tersendiri. Setiap perkuliahan Anies selalu merekam pembahasan dosen-dosennya menggunakan recorder.
Sembari mendengar pembahasa dari dosen, ia membuat list pertanyaan terkait hal-hal yang tak diketahui dari pembahasan yang disampaikan oleh pengajar.
"Jadi ketika dosen menjelaskan, biarkan recorder yang bekerja. Biarkan mesin yang bekerja. Nah, saya membuat daftar pertanyaan dari apa yang saya tidak ketahui," tuturnya
Ketika pembasahan selesai, Anies selalu bertanya kepada dosennya. Hal ini, kata Anies, membuat dirinya menjadi mahasiswa yang diingat oleh dosennya. Bahkan dinilai sebagai mahasiswa terpintar.
"Ya padahal bukan (mahasiswa terpintar), karena memang saya saja yang tidak bisa (berbahasa Inggris)," ungkap Anies.
Sumber: medcom.id
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh
Siap Tanggung, Prabowo Minta Jalur Whoosh Dilanjut hingga Banyuwangi Jawa Timur
Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah
Media Israel: Netanyahu Lakukan Ritual Penyembelihan Sapi Merah Suci