"Itu adalah pembentukan kembali yang mendalam dari kelayakhunian permukaan planet dan berpotensi menyebabkan reorganisasi skala besar di mana orang tinggal," kata Lenton, yang juga direktur Institut Sistem Global di Universitas Exeter.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa pemanasan melebihi 1,5 derajat Celcius akan mengakibatkan bencana dan perubahan yang berpotensi tidak dapat diubah.
Dengan situasi ini, populasi bumi akan lebih sering terkena bencana seperti kekeringan, badai, kebakaran hutan, dan gelombang panas.
Para ahli mengatakan masih ada waktu untuk memperlambat laju pemanasan global dengan beralih dari pembakaran minyak, batu bara, dan gas menuju energi bersih. Namun jalan keluar itu sepertinya sudah mulai tertutup.
"Setiap sepersekian derajat akan membuat perbedaan untuk setiap 0,1 derajat Celcius pemanasan di atas level saat ini, sekitar 140 juta orang lagi akan terpapar panas yang berbahaya," tambah Lenton.
Awal bulan ini, Organisasi Meteorologi Dunia mengumumkan bahwa dalam lima tahun ke depan, ada kemungkinan 66% suhu planet akan lebih dari 1,5 derajat Celcius lebih hangat daripada tingkat pra-industri.
"Kita telah terlambat untuk mengatasi perubahan iklim dengan benar sehingga kita sekarang berada pada titik di mana untuk mencapai tingkat perubahan yang kita butuhkan, berarti lima kali percepatan pengurangan emisi gas rumah kaca atau dekarbonisasi karbon. ekonomi global," pungkasnya lagi. [IndonesiaToday/cnbc]
Sumber: cnbcindonesia.com
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026