Gus Baha Kritik PDIP, Megawati dan Soekarnoisme Kembali Viral!

- Rabu, 24 Mei 2023 | 22:20 WIB
Gus Baha Kritik PDIP, Megawati dan Soekarnoisme Kembali Viral!

Jadi tidak bisa Indonesia itu meninggalkan Partai Islam, karena dulu era kepartaian, itu malah partai-partai Islam yang lahir di Solo, di Yogja. Kan sebelum ada negara bernama Indonesia itu kan ada negara yang bernama Demak Bintoro, itu Negeri Islam.


Sehingga secara sejarahnya kita enggak kalah dengan tuanyya patai PNI. Kan kita-kita ini kaya dininabobokan bahwa seakan Indonesia itu dimulai dari Soekarno. Kan enggak mungkin kita enggak menghormati Soekarno sebagai pahlawan besar.


Kebesaran Pak Karno demi Bangsa Indonesia ini jangan kemudian direduski disederhanakan hanya melewati partai. Tentu Pak Karno bikin semua ini untuk semua bangsa bukan hanya untuk PDIP saja, partai-partai margaisme saja, bukan juga partai-partai yang berpaham soekarnoisme saja.


Dikutip dari Wikipedia, K.H Ahmad Bahaudin atau Gus Baha ini merupakan ulama kelahiran tahun 1970.


Merupakan ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Al-Quran yang juga merupakan murid dari Kiai Maimun Zubair. 



Setuju Kritikan Gus Baha Tentang Soekarnoisme, PA 212 Minta PDIP Dibubarkan


Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni PA 212, Novel Bamukmin mengaku setuju dengan pernyataan Kiai Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha mengenai Indonesia bukan milik PDIP atau Soekarnoisme saja.


Sebelumnya, Gus Baha menyampaikan penjelasan tentang adanya orang-orang yang pro dengan Megawati mendewakan Soekarno dalam ceramahnya.


Diketahui, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP selalu menggaungkan faham Soekarnoisme. 


Hal itu karena sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri merupakan anak dari proklamator.


Dikutip dari Suara.com, faham Soekarnoisme dinilai sebagai sosok yang menjadikan Indonesia merdeka. Hingga PDIP sangat menggaungkan nasionalisme dengan kekuasaannya.


“Benar sekali apa yang diucapkan Gus Baha, justru karena itu PDIP harus dibubarkan karena sudah sangat berbahaya untuk keutuhan bangsa serta mengancam ideologis bangsa,” ujar Novel.


Hal lain yang menjadi perhatian Novel yakni peringatan hari lahir pancasila tanggal 1 Juni, seharusnya tidak menjadi peringatan nasional karena ada keinginan dijadikan sebagai Soekarnoisme.


“Dan tanggal 1 Juni dijadikan sebagai hari lahir Pancasila sebagai pembodohan dan pendangkalan. Akidah serta mengarah kepada nasakom karena sejatinya Pancasila adalah rumusan ulama dan warisan ulama dan Pancasila 18 Agustus 1945 lah yang sah dengan dijiwai Pancasila 22 Juni 1945,” jelas Novel.


Novel pun memberikan alasan PDIP harus dibubarkan. Yaitu karena PDIP dianggap sebagai inisiator RUU Haluan Ideologi Pancasila (HI) yang ingin mengganti Pancasila dengan Eka Sila dan juga dianggap ingin menghapus Tap MPRS 25/1966 tentang larangan komunisme, Marxisme dan Leninisme.


“Makanya PDIP harus dibubarkan bukan malah mengusung Puan dan Ganjar karena diduga terlibat kasus korupsi e-ktp dan juga bansos dan malah Puan memajang baliho di saat rakyat pedih atas wabah corona yang telah membuat susah karena pemerintah gagal mengatasi corona sampai yang meninggal adalah paling terbesar di dunia,” terang Novel.


“Malah pemerintah bukan sibuk urus corona justru bansos corona dikorupsi justru pemerintah malah sibuk kriminalisasi ulama dengan dalil corona padahal pelanggaran prokes dilakukan Jokowi dan anaknya dan Jokowi juga gak minta maaf atas kurang lebih 120 ribu yang wafat,” pungkas Novel. [IndonesiaToday]

Sumber: youtube.com


Halaman:

Komentar