Lebih jauh dikatakan, Mahfud adalah pejabat negara yang paling mudah ditemui, tanpa protokoler yang rumit.
Cukup pagi janjian lewat pesan WA, malamnya saya sudah diterima di rumah dinas Beliau.
Jika sedang ke Melbourne, Mahfud pasti menyempatkan diri mampir, di tengah padatnya jadwal kerjanya.
“Terakhir pertengahan Maret lalu, kami ngobrol santai sambil menikmati daging panggang barbekyu dan seruputan teh hangat di gubuk mungil saya di Melbourne, Australia. Saat akan pulang, Prof. Mahfud menyempatkan mencium sayang, mendoakan ananda Vahmada Ahsana Amala, lalu menarik tangan saya. Membisikkan satu perkara dugaan korupsi yang sedang dilaporkan ke KPK. Kami berbincang serius, sebelum Beliau pamit,” jelasnya.
Ketika soal putusan MK terkait sistem proporsional pemilu legislatif viral diperbincangkan, mereka pun sempat komunikasi per telepon.
Denny jelaskan rilisnya, bahwa tidak ada pembocoran rahasia negara.
Pasalnya kata Denny, sumber itu bukan dari MK. Mahfud tidak menanyakan, karena menurutnya paham tidak akan menyampaikan.
“Kami sudah satu frekwensi, saling memahami. Hati kami sudah bicara meskipun tanpa kata. ‘Ya sudah santai-santai saja dulu’, ujar Prof. Mahfud sebelum menutup sambungan telepon,” paparnya.
“Sumber kredibel saya, Prof. Mahfud tahu. Orang yang kami hormati juga sebagai tokoh antikorupsi, juga punya integritas tak terbeli, dan kapasitas yang mumpuni. Karena itu informasi dan analisisnya soal putusan MK tentang sistem proporsional pantas dinilai kredibel, layak diperhitungkan,” lanjut dia bercerita.
Beberapa hari lalu, Mantan Stafsus SBY ini mengaku berkomunikasi lagi dengan sang “sumber kredibel”, yang disebutnya sebagai pemberi informasi.
“Dia masih meyakini analisis yang dia berikan valid dan benar. ‘Meskipun bisa jadi berubah, karena informasi yang Mas Denny sebarkan’, katanya,” tandas pria kelahiran Kotabaru ini. [IndonesiaToday/Fajar]
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Pandji Pragiwaksono Terancam Denda 50 Kerbau Akibat Candaan soal Adat Toraja
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu