NARASIBARU.COM - Ahli Sains Indonesia, Prof Tono Saksono yang juga merupakan sarjana Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang lulus tahun 1979, ikut menanggapi isu ijazah palsu jokowi
Diketahui, kasus ijazah palsu masih terus bergulir, kali ini ulasan dan analisa datang dari Prof. Tono membuat video ulasan ijazah miliknya sendiri yang diterbitkan oleh UGM.
Melalui penjelasannya, ia membenarkan penjelasan Rismon Sianipar terkait penomoran ijazah merupakan hal yang tidak sederhana.
"15007, saya kira ini menunjukkan bahwa saya sarjana ke lima belas ribu tujuh di fakultas teknik itu," ujar Prof Tono dilansir dari video yang kini beredar di Facebook, Rabu (7/5/2025).
Kemudian angka 79 yang tertera di penomoran yang menjelaskan bahwa dia lulusan tahun tersebut.
Selanjutnya, kode 'ST' penjelasan secara tertata terkait titel yang disandang yakni Sarjana Teknik.
Yang tidak kalah penting menurut Prof. Tono ialah yang menandatangani secara resmi saat itu oleh Rektor.
Prof Tono juga menyampaikan kesimpulan terkait penjelasannya yang dilakukan secara terbuka dan disebarluaskan.
- Sudah dipastikan belum ada komputer PC yang beroperasi dengan windows pada tahun 1982- 1991.
- Belum ada font Times New Roman sampai dengan 1991-an.
- Sampai tahun 1991, teknologi word processing masih sangat sederhana, contoh seperti Wordstar.
- Pencetakan masih menggunakan DOT matrix pinter.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, menegaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat kepada mantan Presiden Jokowi di Solo, sebagai bentuk keseriusan untuk menjadi mitra strategis dan mediator dalam upaya membuka ruang dialog terkait polemik ijazah.
Ia menyatakan, surat tersebut dikirim tiga hari lalu dan meyakini Jokowi telah membacanya.
“Menyangkut masalah bagaimana tanggapan surat yang telah dikirim Kagama Cirebon. Itu sebagai keseriusan Kagama Cirebon untuk menjadi mitra strategis, tim mediator, Kagama dan teman-teman dalam hal ini digital forensik yang saat ini berkomitmen untuk mencari keterbukaan informasi,” ujar Heru dalam keterangannya, Selasa (6/5/2025).
Apalagi, kata Heru, Jokowi baru saja kembali dari perjalanan di Jakarta ke Solo dan sempat memberikan pernyataan tentang isu ijazah yang sedang bergulir di Polda Metro Jaya.
“Dalam komentarnya, Pak Jokowi merasa dihina sehina-hinanya oleh teman kita sebenarnya, bahwa apa yang dilakukan Mas Roy, Mbak Tifa, dan Bang Rismon saya pikir tidak mengarah pada penghinaan,” jelasnya.
Heru menilai polemik ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat komunikasi antar sesama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia mengusulkan agar Jokowi segera mengundang pihak-pihak yang terlibat, termasuk Roy Suryo, Tifatul Sembiring, dan Rismon Sirait, untuk berdiskusi dalam satu forum yang terbuka dan bersahabat.
“Ini menjadi tantangan besar bagi keluarga Kagama, terutama Cirebon, menginginkan agar Pak Jokowi segera merespons untuk mengundang kita, kawan-kawan Mas Roy, Bang Rismon, dan Mbak Tifa, pada dasarnya punya kebutuhan khusus untuk bisa hadir satu meja berdiskusi,” tambah Heru.
👇👇
[DOC LENGKAP]
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Saudara Joko Widodo Menyelundupkan Pasal 35 dan 32 UU ITE, Hanya untuk Mengkriminalisasi Akademisi dan Aktivis?
Barcode Ajaib Bobol BBM Bersubsidi: Warga Lampung Timur Ditangkap Polisi
Pasal Pencemaran 27 A UU ITE tak Dapat Digunakan, Karena Saudara Joko Widodo Pejabat Dewan Penasihat Danantara
Geger! Pasangan Pria dan Wanita Meninggal di Dalam Mobil Terparkir di Swalayan