Diduga Jadi Pelaku Pembunuhan Karyawati Koperasi, Rumah Nasabah PNM Roboh Diamuk Massa

- Minggu, 21 September 2025 | 19:05 WIB
Diduga Jadi Pelaku Pembunuhan Karyawati Koperasi, Rumah Nasabah PNM Roboh Diamuk Massa


NARASIBARU.COM
- Pihak kepolisian sudah mengamankan terduga pelaku pembunuhan terhadap Hijrah pegawai di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat,

Adapun terduga pelaku tengah menjalani pemeriksaan dan belum ditetapkan status sebagai tersangka.

Aksi pembunuhan tersebut membuat warga dan keluarga korban geram terhadap pelaku.

Bentuk kegeraman dilakukan dengan membongkar rumah milik terduga pelaku.

Rumah yang berada di jalan poros tepatnya di Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat itu Nampak dibongkar dindingnya, mulai area depan hingga belakang oleh warga.

Pembongkaran ini dilaksanakan sekitar pukul 15:00 WITA.

Nampak warga membongkar rumah itu menggunakan balok kayu dan besi.

"Sudah tidak ada penghuninya, rumah sudah dikosongkan," celetuk seorang warga di lokasi melansir dari Tribunsulbar.com, Minggu (21/9/2025).

Termasuk barang di dalam rumah juga telah dikosongkan.

Terlihat warga sekitar menonton pembongkaran rumah tersebut.

Untuk mempermudah pembongkaran, warga dan keluarga korban akan menggunakan truk untuk menarik pondasi rumah agar lebih mudah dibongkar.

Pria yang diduga sebagai pelaku saat ini masih berada di Kantor polisi menjalani pemeriksaan.

Termasuk istrinya yang juga nasabah korban.

Hingga kini polisi belum menetapkan tersangka.

Terduga Membantah


istri terduga, berinisial N, yang ditemui di Polsek Bambalamotu memberikan bantahan. 

Ia menyebut kabar beredar bahwa suaminya membonceng korban ke kebun tidak sepenuhnya benar.

Menurut pengakuannya, malam itu memang benar suaminya keluar rumah untuk mencari tambahan uang setoran. 

Tetapi, ia menegaskan suaminya hanya pergi seorang diri menggunakan motor pribadinya.

“Suami saya keluar sendiri. Sementara korban juga masih di rumahnya. Tidak lama kemudian, korban keluar sambil mengangkat telepon dan pergi dengan motornya sendiri,” ujar N.

 Tak lama setelah itu, lanjut N, suaminya kembali membawa uang setoran dan sempat menanyakan keberadaan korban. Namun, saat itu korban sudah tidak ada di rumah.

“Suami saya tanya korban di mana, tapi korban juga keluar dan sampai sekarang belum kembali,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan HJ (19), pegawai sebuah koperasi BUM di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun kelapa milik warga di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Sabtu pagi (20/9/2025).

Saat ditemukan, korban dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam.

Sedangkan seragam kerjanya terlilit di leher.

Penemuan ini hanya berselang sehari setelah ia dilaporkan hilang kontak oleh rekan kerjanya. 

Terakhir, Hijrah diketahui sedang menagih ke rumah salah satu nasabah.

Lokasi penemuan tak jauh dari tempat tersebut, masih berada di wilayah Desa Sarjo.

Isi Chat Korban Sebelum Hilang


Sebelum ditemukan meninggal dunia pada Sabtu, 20 September 2025, HJ ternyata berkomunikasi dengan atasannya melalui pesan WhatsApp.

Berikut petikan percakapan Hj dengan atasannya yang tersebar di media social:

HJ (21.40):  "Oh iya."

Atasan (21.55):  – Panggilan suara (tidak dijawab)   "Hijrah. Di mana sudah kamu?"  – "Hati-hati ya."

HJ (21.56):  "Jangan ditelepon Bu, karena sementara dia bonceng saya, nanti dia curiga."  "Bu, doakan saya."  "Dari tadi tidak ada rumah yang dilewati."  "Baru jalan ada jaringan di sini."

Atasan (21.56):  "Iya hati-hati."  "Berdoa."

HJ (21.57):  "Aduh, saya takutnya ini orang dendam."

Atasan (21.57):  "Beh, jangan dipikir begitu."

Tak lama setelah percakapan itu, komunikasi dengan HJ terputus sekitar pukul 22.00 WITA. 

Upaya keluarga dan rekan kerja untuk menghubunginya tidak berhasil.

Hingga akhirnya, dua hari kemudian, jasad HJ ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. 

Sosok Hijrah


Hijrah (19), pegawai jasa keuangan koperasi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditemukan tewas mengenaskan.

Korban ditemukan di kebun kelapa miliki warga di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (20/9/2025) pagi. 

Korban adalah warga Desa Maponu, Kecamatan Sarjo.

Ia sempat menghilang usai berpamitan menagih nasabahnya di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, pada Kamis, (18/9/2025) malam.

Kabar kematian Hijrah bukan hanya mengguncang keluarganya.

Rekan-rekan kerja turut kehilangan sosok yang dikenal pendiam, ramah, dan tak pernah keberatan jika dimintai bantuan.

Korban diketahui sudah hampir satu tahun bekerja di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lalombi, Sulawesi Tengah.

Hijrah selama ini tinggal bersama neneknya di Desa Maponu, tak jauh dari tempat ia bekerja.

Sejak orangtuanya bercerai dan membina rumah tangga baru masing-masing, ia tumbuh dalam asuhan sang nenek yang kini telah renta dan pikun.

Sepupunya, Fini, menyebut Hijrah sebagai cucu yang penuh tanggung jawab.

“Dia itu anak baik. Neneknya sudah sakit-sakitan, dan selama ini dirawat sama Hijrah,” tutur Fini dengan mata berkaca-kaca.

Meski sibuk bekerja, Hijrah tetap menyempatkan diri pulang setiap Minggu dan malam Senin.

Hari-hari lainnya ia habiskan bekerja di lapangan, menagih ke rumah-rumah nasabah koperasi.

"Tapi sejak kerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang hari Minggu dan malam Senin. Sisanya, ia sibuk bekerja untuk menghidupi diri dan membantu neneknya,” tutur Fini dengan suara bergetar.

Semangatnya bukan hanya demi masa depan, tapi juga untuk menghidupi dirinya dan membantu kebutuhan nenek tercinta.

Namun, takdir berkata lain.

Nenek yang selama ini menjadi tempat Hijrah kembali, tak mengetahui kepergian cucunya.

Kondisinya yang semakin pikun membuatnya tak menyadari bahwa orang yang selama ini merawatnya telah pergi untuk selamanya.

Ibunda Hijrah, yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, segera pulang ke Maponu setelah mendengar kabar duka.

Tangisnya pecah saat tiba di rumah, menyaksikan anak kandungnya terbujur kaku dalam kondisi tragis.

Kini, suasana duka menyelimuti Desa Maponu.

Warga berdatangan untuk melayat, memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada Hijrah, gadis muda yang pergi terlalu cepat, menyisakan cerita hidup yang penuh ketegaran dan pengorbanan.

(*)

Sumber: tribunnews

Komentar