"Jadi di 8 besar itu pemain kami kena akumulasi kartu 4, 1 cedera setelah dipukul, bahu lepas. Jadi yang absen 5. Kami merasa dicurangi," ujar Bagus.
Bagus melanjutkan, "Akhirnya dengan pemain pas-pasan, kena kartu merah 2, kecapekan lah anak-anak. Namanya emosinya anak-anak labil gimana sih, kemudian pihak lawan memprovokasi kami dengan selebrasi berlebihan hingga akhirnya terjadi itu," ujar Bagus.
Kena Bahu
Menurut Bagus, tendangan itu mengarah ke bahu bukan kepala. "Tapi yang saya sayangkan itu viral nendang kepala. Padahal itu bahu yang ditendang," ujarnya.
"Setelah pertandingan kami meminta maaf ke pelatih blitar dan semuanya. Katanya tidak apa-apa, rivalitas hanya 20x20 menit setelah itu selesai. Dan akhirnya Kabupaten Blitar sampai final," ujar Bagus.
Tidak Ada Sanksi, Cuma Pembinaan
"Kami berikan pembinaan lebih kepadanya. Jangan sampai terulang kembali lah, apalagi saat membawa nama Malang. Jadi ini juga pelajaran buat saya juga sebagai ketua AFK Malang," kata Bagus.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Tampang Alex Iskandar, Ayah Tiri yang Culik dan Bunuh Alvaro Kiano
TNI AL Tangkap Dua Kapal Pengangkut Nikel Ore Ilegal untuk PT IMIP Morowali
Banjir dan Longsor Hantam Sumut: 17 Orang Meninggal, 58 Luka-luka
Nekat! Pria di Mamuju Perkosa Teman Wanitanya di Kantor Pemkab, Modus Pulang Kemalaman dan Menginap