Ratusan lebih masyarakat itu datang dari wilayah masing-masing, dari Kelurahan Aur Kenali, Desa Mendalo Darat, Mendalo Laut, Walhi Jambi dan Bem UIN STS Jambi.
Kedatangan massa aksi untuk menyampaikan penolakan terhadap stokpile tersebut nyatanya tidak dihiraukan oleh pemangku jabatan.
Padahal massa aksi berkali-kali memanggil gubernur Jambi Al Haris dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi dengan toa dan teriakan saat para penjabat menggelar paripurna HUT Jambi.
Baca Juga: Beragam Tanggapan Warga Jambi Terkait Angkutan Batubara di Stop Beroperasi di Jalan Nasional
Setelah puas berorasi dengan toa dan poster penolakan, masyarakat membubarkan diri karena kecewa dengan gubernur maupun DPRD Jambi.
Thawaf Aly, kordinator lapangan massa aksi mengaku masyarakat sangat kecewa dengan pimpinan Jambi Al Haris aris karena enggan menemui massa aksi dari masyarakat.
"Kita hanya menyampaikan aspirasi kita untuk menolak. Itu yang sudah kita sampaikan dengan harga mati menolak bahkan pertemuan di balai PU kami sepakat tidak hadir," kata Thawaf, Sabtu (6/1/2023).
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarjambikito.id
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa