Aktivis Buni Yani: Bersihkan Indonesia dari Residu Jokowi dan Keluarganya, Dosa Mereka Sudah Terlalu Banyak!

- Senin, 23 Juni 2025 | 14:20 WIB
Aktivis Buni Yani: Bersihkan Indonesia dari Residu Jokowi dan Keluarganya, Dosa Mereka Sudah Terlalu Banyak!




NARASIBARU.COM - Sudah tidak ada maaf bagi keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi yang selama 10 tahun lebih ini bercokol membohongi rakyat Indonesia. 


Demikian penegasan peneliti media dan politik Buni Yani melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Senin 23 Juni 2025.


"Dosa Jokowi dan keluarga sudah tidak terhitung banyaknya. Mulai dari korupsi, sehingga Jokowi dinobatkan menjadi salah satu manusia paling korup di dunia versi OCCRP, sampai melakukan kriminalisasi, hingga pemenjaraan terhadap sesama manusia yang tidak bersalah," kata Buni Yani.


Menurut Buni Yani, sepak terjang Jokowi dan keluarganya di panggung politik harus segera dihentikan agar bangsa dan negara bisa memulai hidup baru setelah lebih 10 tahun hidup dalam ketakutan. 


"Hidup baru bangsa besar ini bisa dimulai dari bersih-bersih semua residu Jokowi. Residu Jokowi paling berbahaya adalah Gibran yang akan menjadi presiden bila sesuatu terjadi dengan Prabowo. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Buni Yani.


Residu kedua, kata Buni Yani, tentu saja adalah Jokowi sendiri yang dari hari ke hari menunjukkan perilaku aneh dan penuh teka-teki sejak kasus ijazah palsunya meledak dan diperkarakan rakyat. 


Residu ketiga yang harus disingkirkan, menurut Buni Yani, tentu saja adalah semua anggota Geng Solo yang masih merecoki pemerintahan Prabowo Subianto dan menghalanginya untuk membangun satu per satu batu-bata Indonesia baru. 


"Selama Geng Solo masih berada di dalam kabinet, maka selama itu pemerintahan Prabowo akan mendapatkan gangguan. Raja Ampat, empat pulau Aceh, kasus Letjen Kunto Arief Wibowo adalah di antara kasus-kasus yang menunjukkan Geng Solo melakukan insubordinasi kepada Prabowo," kata Buni Yani.


Jokowi dan Gibran Kembalikan Indonesia ke Zaman Jahiliyah!


Setelah satu dekade berkuasa, Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi meninggalkan warisan buruk. 


Hal ini ditandai dengan munculnya kembali corak kekuasaan gaya lama, politik dinasti, serta penurunan integritas di lembaga peradilan dan institusi pemerintah lainnya.


Kondisi tersebut diperparah dengan kemunculan anak kandung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Wapres mendampingi Presiden Prabowo Subianto. 


Peneliti media dan politik Buni Yani mengatakan, Gibran bukan manusia yang lahir dari proses tahap demi tahap dalam meniti karir. 


Menurutnya, Gibran melawan doktrin meritokrasi dalam manajemen modern, yaitu pemberian ganjaran berdasarkan kemampuan.


"Jokowi dan Gibran mengembalikan Indonesia ke zaman jahiliyah dengan menghapus semua capaian peradaban dalam bidang politik dan tata negara. Mereka berdua bersekongkol menggerus bangsa ke titik nadir," kata Buni Yani melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Senin 23 Juni 2025.


Buni Yani menegaskan, sudah habis kritik dan nasihat diberikan kepada Jokowi dan Gibran sejak sebelum Pemilu 2024, namun tak ada satu pun yang bisa menyentuh hati sanubari mereka. 


"Sudah tidak terbilang sindiran dilontarkan kepada mereka, namun sampai kini mereka tidak berubah. Sudah tak terhitung caci-maki di media sosial yang secara telak menurunkan marwah keduanya, tetapi nyatanya mereka memang tak punya kehormatan," kata Buni Yani.


Buni Yani melihat Jokowi jelas sedang merencanakan sesuatu yang besar, yakni mempersiapkan Gibran menjadi presiden pada 2029 atau lebih cepat dari itu. 


"Prabowo tidak perlu menaati janji mundur dari jabatan dan digantikan oleh Gibran setelah dua tahun," kata Buni Yani. 


Jangan Biarkan Geng Solo Ngelunjak di Pemerintahan Prabowo!


Presiden Prabowo Subianto harus berani membersihkan Geng Solo dari Kabinet Merah Putih.


"Semakin Prabowo tidak menunjukkan bahwa dia memegang kendali penuh atas pemerintahan, maka semakin berani dan ngelunjak Jokowi dan Geng Solo," kata peneliti media dan politik Buni Yani melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Senin 23 Juni 2025.


Menurut Buni Yani, semakin Presiden Prabowo menggunakan “budaya tinggi” untuk menegur Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi dan kawanannya, maka semakin muka badak mereka. 


"Geng Solo tidak bisa disindir dengan bahasa halus dan bersayap. Mereka harus disemprot dengan kata yang apa adanya," kata Buni Yani.


Buni Yani menilai, tidak ada kemuliaan pada Jokowi dan Geng Solo. 


"Prabowo harus mulai beradaptasi menggunakan cara dan budaya mereka untuk mengubah dan memotong pengaruh mereka," kata Buni Yani. 


"Tetapi ini hanya bisa terjadi bila Prabowo menunjukkan sikap yakin dan tidak ragu-ragu, bahwa Jokowi dan geng Solo adalah residu toxic yang akan mengganggu pemerintahannya," sambungnya.


Buni Yani mengingatkan Prabowo agar jangan sampai kehilangan momentum. 


Sekarang rakyat sedang mendukung semua langkahnya melenyapkan Gibran dan Jokowi yang sudah terlalu lama mempermalukan bangsa besar ini. 


"Karenanya, pemakzulan Gibran harus dipercepat, pengadilan terhadap Jokowi -- termasuk ijazah palsu -- harus segera dilakukan, dan bersih-bersih Geng Solo menjadi kewajiban. Prabowo harus berani dan yakin, karena dia mendapatkan dukungan rakyat secara penuh," pungkas Buni Yani.


Sumber: RMOL

Komentar