NARASIBARU.COM - Tuduhan mengejutkan dilontarkan politisi senior PDIP, Bambang Beathor Suryadi.
Ia menduga ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk jenjang Strata Satu (S1) dicetak ulang di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur, pada sekitar 2012.
Beathor bahkan menyebut nama-nama "tim relawan Solo" yang ditugaskan mencetak ulang dokumen penting itu.
Tribunnews pun menelusuri lokasi yang disebut dalam tudingan tersebut.
Hasilnya memperlihatkan dinamika menarik antara realitas lapangan, jejak sejarah Pasar Pramuka, dan persepsi publik terhadap tudingan tersebut.
Bekas Lokasi Pasar Pramuka Pojok Kini Hanya Tanah Kosong
Langkah pertama penelusuran dilakukan ke lokasi yang disebut Beathor, yakni Pasar Pramuka Pojok.
Tempat yang berada di Jalan Salemba Raya, Matraman, itu kini sudah tak lagi beroperasi.
Bekas bangunan pasar itu kini berubah menjadi tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar.
Pasar Pramuka Pojok pernah terbakar hebat pada Desember 2024.
Insiden tersebut merenggut satu korban jiwa dan menghentikan seluruh aktivitas perdagangan di lokasi itu.
Meski demikian, tidak jauh dari area bekas pasar tersebut, masih terdapat deretan ruko dan kios percetakan di Jalan Pramuka.
Rata-rata menyediakan layanan cetak buku, undangan, spanduk, poster, hingga penjilidan skripsi. Di siang hari, tempat ini tampak cukup ramai.
Penelusuran ke Kios Percetakan, Semua Menepis Layani Ijazah Palsu
Tribunnews menyambangi sejumlah kios percetakan yang berada di sekitar Jalan Pramuka.
Semua yang ditemui menyatakan tidak melayani pembuatan atau pengeditan dokumen palsu, termasuk ijazah.
Tribunnews juga mendapati sejumlah kios percetakan mencantumkan peringatan itu di etalase kaca toko.
Salah satu pegawai percetakan berinisial S, yang sudah bekerja di sana sejak 2016, menyebutkan bahwa tempatnya tidak menerima layanan semacam itu.
Ia bahkan menunjukkan secarik peringatan yang ditempel di kaca etalase kios:
"Toko ini tidak menerima jasa edit ijazah, kartu keluarga, KTP, nota, faktur, SKCK, dan dokumen penting lainnya atau pemalsuan dokumen. Terima kasih."
S mengaku sempat beberapa kali didatangi orang yang menanyakan layanan pembuatan ijazah palsu, terutama setelah tudingan Beathor viral. Namun mereka hanya memotret kios lalu pergi.
"Yang datang buat nanya bikin ijazah palsu juga ada. Tapi kami ingatkan kalau di sini tidak bisa," ujarnya.
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh pekerja lain di kios berbeda.
Mereka mengaku tidak memiliki keahlian maupun keberanian untuk mengedit dokumen resmi seperti ijazah.
Isu Lama, Praktik Lama? Jejak Cerita dari Juru Parkir
Dari percakapan dengan seorang juru parkir di kawasan itu, terungkap bahwa praktik pembuatan dokumen palsu di Pasar Pramuka Pojok memang sempat ada, namun tidak lagi terlihat sejak pasar tersebut terbakar pada 2024.
Juru parkir itu menyebut rekannya sempat menjalankan jasa tersebut, namun kini sudah tidak tampak lagi.
Menurutnya, harga pembuatan ijazah palsu sempat berada di kisaran Rp7 juta hingga Rp10 juta, tergantung jenis dan tingkat kesulitan.
"Ada sih teman saya yang ngerti bantu buat ijazah palsu, tapi orangnya sudah enggak pernah kelihatan. Saya juga nggak ada kontaknya," kata dia.
“Dulu pernah dengar sih 7-10 jutaan. Enggak tau kalau sekarang,” jelasnya.
Pindah Lokasi ke Jalan Percetakan Negara dan Belakang Pasar Burung
Penelusuran kemudian diarahkan ke dua lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat berpindahnya kios percetakan setelah Pasar Pramuka Pojok terbakar, yakni Jalan Penggalang di belakang Pasar Burung Pramuka dan Jalan Percetakan Negara. Namun, hasilnya nihil.
Di Jalan Penggalang, Tribunnews hanya menemukan kios pakan burung dan sarang. Warga setempat mengaku tidak mengetahui adanya kios percetakan di area tersebut.
Hal serupa terjadi saat tim melanjutkan ke Jalan Percetakan Negara, kawasan yang dikenal sebagai sentra digital printing.
Tidak ditemukan kios berskala kecil yang mencurigakan. Mayoritas adalah usaha resmi percetakan dengan layanan umum.
"Di sini kios percetakan banyaknya di Jalan Pramuka, Mas. Kalau di sini mah enggak ada," ujar seorang juru parkir.
Tudingan Tak Diperkuat Fakta Lapangan
Berdasarkan penelusuran lapangan yang dilakukan Tribunnews, tidak ditemukan bukti yang mendukung dugaan bahwa ijazah Presiden Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka seperti yang disampaikan Beathor.
Tidak ada kios yang melayani pembuatan dokumen palsu, dan bekas lokasi yang dituding pun telah lama kosong.
Kendati demikian, keberadaan stigma masa lalu terkait pemalsuan dokumen di kawasan itu tetap menjadi bayang-bayang.
Kios-kios percetakan di sekitar Pramuka kini terlihat berbenah dan lebih berhati-hati.
Polemik seputar keaslian ijazah Presiden Jokowi sudah beberapa kali mencuat sejak 2019, dan hingga kini belum pernah terbukti secara hukum.
Aparat penegak hukum maupun lembaga pendidikan resmi pun telah berulang kali menyatakan dokumen pendidikan Jokowi adalah sah.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Said Didu Minta Aparat Hukum dan Prabowo Berhenti Jadi Pelindung Jokowi dalam Kasus Ijazah Palsu
Seleksi Ijazah Ketat, Mulyono Jangan Melamar Kerja ke MRT Jakarta
Purnawirawan TNI Akan Kirim Surat Kedua Soal Pemakzulan Gibran: Rencana Terakhir Duduki MPR!
Blak-Blakan! Rocky Gerung Ungkap Kenapa Sering Bersama Petinggi Kepolisian, Oh Ternyata...