Sajak "Di Langit Ada Revolusi", Ilustrasikan Pemimpin Partai yang Belingsatan di Istana

- Rabu, 21 Juni 2023 | 21:35 WIB
Sajak

Yang membawanya ke sini dengan lekas

Lalu siapa ngumpulkan pelacur-pelacur itu?


Pelacur-pelacur kota Jakarta

Yang ngibar-ngibarkan kutang di lapangan Monas

Korban permainan politik statistik

Disatukan Rendra untuk ngatasi musim paceklik


Bagi pujangga prostitusi lebih mulia dibanding politisi

Mereka menjual diri demi masa depan anak-anaknya

Sedangkan politisi menjual ayat-ayat konstitusi

Menghancurkan masa depan anak-anak bangsa


Maka sambil ngangkang dan ngibarkan kutang

Mereka cibir para pemimpin partai itu

Yang cemas bergegas masuk Istana

Soal kandidat jadi masalah gawat, seperti mau revolusi


Seseorang yang tampak seperti muncikari

Mengambil secarik kertas dari balik beha

Dengan suaranya yang parau

Ia baca pesan dari pujangga kita


Revolusi para pemimpin (partai)

Adalah revolusi dewa-dewa

Mereka berjuang untuk surga

Dan tidak untuk bumi


Revolusi dewa-dewa

Tak pernah menghasilkan

Lebih banyak lapangan kerja

Bagi rakyatnya


Musim pancaroba yang ditenteng tangan waktu

Adalah isyarat langit untuk perubahan

Untuk meruntuhkan dinding batas keadilan

Untuk melahirkan lapangan kerja lebih banyak


Inilah saat para ksatria ngayunkan cangkul

Nanam benih kehidupan yang lebih baik. 


Sumber: RMOL


Halaman:

Komentar