Prabowo Rangkul Lawan Politik, Jokowi Mulai Terpojok dan Ketar-ketir

- Senin, 04 Agustus 2025 | 12:20 WIB
Prabowo Rangkul Lawan Politik, Jokowi Mulai Terpojok dan Ketar-ketir


NARASIBARU.COM -
Presiden Prabowo Subianto lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa ketimbang perpecahan antar kelompok dan golongan. 

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menilai, dengan diberikannya amnesti untuk Hasto Kristiyanto dan abolisi untuk Thomas Trikasih Lembong alias Tom oleh Prabowo pada Jumat, 1 Agustus 2025, jelas memperlihatkan bahwa Prabowo sangat terbuka bagi lawan-lawan politiknya, termasuk yang berada di luar pemerintahan sekalipun.

Menurut Saifu Anam, keterbukaan Prabowo Subianto terhadap lawan-lawan politiknya ini membuat Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi mulai terpojok dan ketar-ketir.

"Berulangkali Prabowo menyatakan bahwa 'seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak', artinya ia tidak ingin membuat kegaduhan dengan mempergunakan sarana hukum untuk membunuh lawan-lawan politiknya," kata Saiful kepada RMOL, Senin, 4 Agustus 2025.

Ada sinyal bahwa Prabowo mulai menjauh dari Jokowi dan mulai merangkul lawan-lawan politik Jokowi.

"Prabowo bisa jadi merasa resisten dengan berbagai macam cara yang telah diambil pada saat Jokowi berkuasa. Prabowo tau bahwa perbedaan pendapat hal yang biasa, dan hukum tidak dapat dijadikan alat untuk membungkam lawan-lawan politiknya," terang Saiful.

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini melihat, langkah yang dilakukan Prabowo berbeda dengan langkah politik Jokowi yang seakan hukum dijadikan sarana untuk membungkam lawan politik.

"Prabowo saya kira sudah tepat memberikan amnesti dan abolisi baik kepada Tom Lembong dan Hasto Kristianto. Meskipun Prabowo terkesan sebagai tukang pencuci piring sisa-sisa kebijakan Jokowi namun hal tersebut menurut saya baik demi bangsa," tutur Saiful.

"Tentu dengan adanya kebijakan tersebut Jokowi mulai terpojok dan ketar ketir, karena bisa jadi Jokowi bukan lagi rekan politik strategis bagi Prabowo untuk tahun politik berikutnya, dan sangat mungkin justru Prabowo lebih memilih menggandeng PDIP sebagai parpol pemenang Pemilu 2024 ketimbang Jokowi yang belum jelas politik parpolnya," pungkas Saiful. 

Sumber: rmol

Komentar