"Nama Nasaruddin Umar itu mewakili luar Jawa dan NU, mereplikasi Jokowi-Ma'ruf atau Jokowi-JK. JK itu juga NU kultural yang mewakili luar Jawa seperti Nasaruddin," sebut dia.
Panji tak menampik, parpol yang tergabung di koalisi lain juga berhati-hati saat menentukan cawapresnya. Mengingat lambatnya PDI Perjuangan yang tak kunjung mengumumkan kandidatnya.
Bukan tanpa alasan, pasangan Ganjar yang dipilih PDIP nantinya juga akan menentukan langkah kandidat dan para partai politik kompetitor PDIP dalam memilih pasangan cawapres.
"Makanya mereka saling intip. Namun persoalannya saat ini yang tersedia itu sudah jelas-jelas nama-namanya, tidak akan ada nama kejutan. Menurut saya tidak baik pula mengumumkan cawapres terlalu cepat atau terlalu lambat, Juli atau Agustus sepertinya waktu yang pas," kata Panji.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Gus Yahya Tantang Rais Aam Makzulkan Dirinya di Muktamar PBNU
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati